Tim Suzuki Ecstar diperkirakan bakal menghemat anggaran hingga 150 juta euro atau sebanding dengan Rp2,3 triliun jika resmi hengkang dari MotoGP.
Anggaran 150 juta Euro diklaim dapat dipakai untuk mendanai operasional tim selama empat tahun. Namun jika tim pabrikan Jepang itu angkat kaki, dikhawatirkan persepsi publik akan rusak terhadap Suzuki.
“Suzuki bisa menghemat sekitar 150 juta euro untuk empat tahun ke depan jika angkat kaki dari MotoGP. Namun ada risiko mereka kehilangan kepercayaan dan kesulitan berinovasi,” bunyi laporan Speed Week.
Tim yang bermarkas di Hamamatsu itu memiliki anggaran tahunan sebesar 30 hingga 40 juta euro per tahun. Suzuki membutuhkan dana sampai 200 juta euro jika meneruskan kontrak hingga 2026 mendatang.
Suzuki yang sudah menghabiskan dana 40 juta euro untuk musim 2022, diperkirakan bakal membutuhkan 160 juta euro hingga kontrak mereka dengan Dorna usai. Rencana hengkang pun dapat menjadi salah satu opsi guna memangkas pengeluaran.
Suzuki Ecstar mengumumkan rencana mengundurkan diri dari MotoGP di akhir musim 2022. Pembalap Suzuki Ecstar Alex Rins bahkan mengaku menangis tersedu-sedu mendengar kabar tersebut karena sudah berseragam tim Suzuki sejak 2017.
Saat ini, proses dialog antara Dorna dan Suzuki Ecstar sedang berlangsung. Terdapat kemungkinan Suzuki akan mendapat sanksi penalti karena mangkir dari kontrak yang masih terikat hingga empat tahun mendatang.
“Suzuki Motor Corporation sedang dalam diskusi dengan Dorna terkait kemungkinan mengakhiri partisipasi di MotoGP pada akhir 2022,” bunyi pernyataan resmi Suzuki pekan lalu.
Suzuki mengungkapkan ada persoalan ekonomi yang memaksa perusahaan mengalihkan fokus pendanaan kepada sektor yang vital. Alhasil, tim Suzuki Ecstar ditengarai menjadi lini yang akan dikorbankan dalam waktu dekat.
“Sayangnya, situasi ekonomi saat ini dan kebutuhan untuk fokus terhadap perubahan dunia otomotif dalam beberapa tahun terakhir, memaksa Suzuki mengalihkan biaya dan sumber daya manusia untuk mengembangkan teknologi baru,” tulis mereka.