Alat USG atau ultrasonografi adalah perangkat yang umumnya digunakan oleh banyak ibu hamil untuk memeriksakan janin dalam kandungannya.
USG adalah metode pemeriksaan dengan teknik pemindaian yang memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi (ultrasound), dan menghasilkan gambar atau citra dari kondisi organ dalam tubuh.
Dalam buku berjudul “Imaging and Imagining the Fetus: The Development of Obstetric Ultrasound” karya Malcolm Nicolson, seorang profesor sejarah kedokteran di University of Glasgow di Skotlandia, alat USG pertama kali digunakan untuk tujuan klinis pada 1956 di Glasgow.
Dilansir dari Live Science, belum lama ini, pada saat itu ahli kandungan Ian Donald serta insinyur Tom Brown mengembangkan sistem prototipe pertama, berdasarkan instrumen yang digunakan untuk mendeteksi cacat industri di kapal.
Mereka pun menyempurnakan penggunaan klinisnya, dan pada akhir 1950-an alat ultrasonografi rutin digunakan di rumah sakit di Glasgow. Alat ini baru digunakan dengan lebih luas di rumah sakit Amerika Serikat, sekitar tahun 1970-an.
Pada akhir abad ke-20, pencitraan menggunakan USG telah digunakan banyak negara maju. Sementara, ultrasonografi kebidanan atau USG kehamilan dimanfaatkan untuk mencitrakan janin manusia di dalam rahim ibunya.
Selanjutnya alat USG ini berfungsi untuk mengonfirmasi kehamilan, mengidentifikasi jenis kelamin, jumlah janin, mendeteksi kelainan seperti mikrosefali (kepala kecil yang tidak normal), tidak adanya ginjal, maupun masalah tulang belakang.
Sehingga, tidak mengherankan jika USG disebut sebagai penemuan yang mengubah dunia.
“Pada awal penggunaan USG janin, dokter hanya bisa mendeteksi kepala bayi. Namun secara bertahap, seiring dengan perkembangan, ahli dapat membedakan struktur halus pada janin,” ujar Nicolson.
Seperti dilansir dari laman Ultrasound Schools Info, Sabtu (21/5/2022) ahli biologi asal Italia bernama Lazzaro Spallanzani merupakan orang yang disebut sebagai penemu ultrasonografi.
Selain menjadi ahlibiologi, Spallanzani yang lahir pada 1729 itu juga merupakan ahli fisiologi, profesor, sekalogus pendeta yang melakukan banyak eksperimen yang berkontribusi dalam ilmu pengetahuan manusia.
Penemuan alat USG ini ternyata diawali dari penelitian terhadap kelelawar. Di tahun 1794, ia melakukan penelitian pada kelelawar dan menemukan bahwa mereka dapat menavigasi arah menggunakan suara dibandingkan penglihatan.
Kondisi itu disebut sebagai ekolokasi, yakni menentukan lokasi berdasarkan gelombang suara yang dipantulkan atau dipantulkan kembali dari objek di suatu lingkungan. Prinsip yang sama juga menjadi pondasi dalam pengembangan teknologi alat USG, yang masih digunakan hingga saat ini.
Gerald Neuweiler, dalam bukunya berjudul “The Biology of Bats” menjelaskan bagaimana Spallanzani membawa dan menggunakan burung hantu ke laboratoriumnya. Saat itu dia mengamati bahwa hewan ini tidak akan terbang di sekitar ruangan jika tidak ada sumber cahaya.
“Ketika dia mengulangi percobaan yang sama menggunakan kelelawar, mamalia kecil ini terbang dengan percaya diri di sekitar ruang kerja uskup, bahkan dalam kegelapan total, dan berhasil menghindari kabel yang digantung Spallanzani dari langit-langit,” tulis Neuweiler.
Neuweiler menambahkan, ilmuwan Italia itu membuat mata kelelawar buta dengan membakarnya, menggunakan jarum yang sudah dipanaskan. Namun, mereka masih mampu untuk menghindari kabel yang berada di bagian langit-langit ruangan tersebut.
Akhirnya Spallanzani mengetahui bahwa kelelawar mengandalkan suara untuk navigasi, karena saat ia menempatkan tabung kuningan tertutup di dalam telinga mamalia itu, mereka tidak dapat menavigasi ruangan dengan benar dan akan terbang menuju kabel.
Kendati dia tidak mengetahui kelelawar memancarkan suara mereka sendiri, Spallanzani menyimpulkan bahwa makhluk itu menggunakan telinga untuk menavigasi lingkungan di sekitarnya.
Seiring berjalannya waktu, para ahli lainnya turut mengembangkan alat USG yang pertama kali diciptakan Spallanzani. Misalnya, di tahun 1942, ahli saraf Karl Dussik dinobatkan menjadi orang pertama yang menggunakan gelombang ultrasonik sebagai alat diagnostik.
Dia mentransmisikan sinar ultrasound melalui tengkorak manusia dalam upaya mendeteksi tumor otak. Penemuan itu masih sangat awal dalam sejarah sonografi medis diagnostik, tetapi jelas bahwa teknologi non-invasif ini merupakan kemajuan dalam dunia medis.
Selanjutnya, teknologi USG dan penerapannya dalam perawatan kesehatan terus berkembang. Kemajuan alat dan penyempurnaan prosedur terus berlangsung hingga saat ini.
Baru-baru ini, pemindai portabel yang lebih kecil telah dikembangkan dan digunakan di banyak negara. Alat tersebut juga membantu mengintegrasikan penggunaan USG di lebih banyak area tubuh, maupun tahap perawatan pasien.