Sebuah buku langka, yang ditulis pada abad ke-17 dan memprediksi kehidupan alien di Saturnus dan Jupiter, ditemukan di Inggris. Buku tersebut mungkin sedang berusaha dijual dengan harga fantastis di tempat lelang.
Di masa Dark Ages atau Zaman Kegelapan, ilmu pengetahuan tampak jauh lebih sederhana. Umat manusia tahu tempatnya di alam semesta, dan tempat itu tepat di tengah, dikelilingi oleh Matahari, Bulan, enam planet lain yang mengorbit, dan semacam kubah besar berbintik bintang yang menampung semuanya seperti bola salju raksasa.
Kemudian revolusi ilmiah terjadi, dan semua pandangan akan pengetahuan itu berubah. Tempat Bumi di pusat Tata Surya telah “direnggut” oleh Matahari, dan beberapa orang mulai memperkirakan bahwa alam semesta sebenarnya mungkin lebih besar dari sekadar kumpulan kecil planet kita.
Seperti dikutip dari IFL Science, seketika Bumi bukan lagi merupakan inti dari penciptaan, dan dianggap ibarat “hanya” sebuah batu kecil dalam kumpulan batu lain yang jumlahnya tak terhingga.
Itulah titik awal buku ini, yang ditulis pada 1698 oleh ahli matematika, fisika, sekaligus astronom asal Belanda, Christiaan Huygens. Dia bertanya, apakah Tuhan menciptakan planet lain “hanya untuk dilihat” dari Bumi? Tentunya, dia beralasan, mereka pasti memiliki suatu tujuan, dan tujuan itu harus untuk menopang kehidupan, katanya.
“Buku ini mencoba menggambarkan seperti apa makhluk luar angkasa, bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka, bahkan seperti apa musik mereka terdengar,” kata penilai buku Jim Spencer, yang menemukan buku tebal itu di acara penilaian barang antik gratis di pusat taman di Inggris.
“Kelihatannya hampir lucu, tetapi diinformasikan oleh penalaran ilmiah, dan siapa yang tahu bagaimana pemikiran kita sendiri tentang masalah ini akan muncul kepada orang-orang yang melihat ke belakang dalam 324 tahun,” sambungnya.
“Apa yang bisa kita ciptakan atau bayangkan yang dapat diakomodasi dengan tepat untuk semua penggunaan desain bentuk tangan? Mereka juga memiliki kaki yang langka, kecuali mereka telah menemukan seni terbang di beberapa alam lain,” tulis Huygens.
Huygens membayangkan mereka cukup intelektual. Bahkan dia memperkirakan alien pun ada yang menjadi astronom dan navigator ahli, terutama mengingat betapa kayanya alam Jupiter dan Saturnus untuk dijelajahi.
“Karena memiliki begitu banyak Bulan untuk mengarahkan Arah mereka. Mereka menikmati tidak hanya keuntungan, tetapi kenikmatan yang timbul dari masyarakat yang tinggal di sana, seperti percakapan, budaya, pemandangan, mereka bahkan menikmati musik seperti kita, bahkan memainkan alat musik,” pikirnya.
Kehidupan di planet lain, menurut Huygens, tidak semuanya merupakan visi utopis. Penduduk Jupiter dan Saturnus juga ada yang menderita kemalangan, peperangan, kesengsaraan, dan kemiskinan.
“Jika manusia menjalani seluruh hidup mereka dalam kedamaian terus-menerus yang tidak terganggu, tidak takut akan kemiskinan, tidak ada bahaya perang, saya tidak ragu mereka akan hidup sedikit lebih baik,” kata Huygens.
Sementara itu, Spencer berkomentar ia mengaku kagum dan penasaran membolak-balik buku tersebut. Subyeknya milik masa depan atau fiksi ilmiah, namun penulisnya berbicara kepada pembaca dari masa lalu.
“Saya menyadari bahwa sejak saat itu kita tidak hanya menjelajahi lebih banyak ruang angkasa, tetapi lebih banyak lagi di planet kita sendiri. Misalnya, dia mengesampingkan kemungkinan adanya hewan yang jauh lebih besar daripada yang ada di Bumi, tapi ini ditulis sebelum kita memahami apa pun tentang dinosaurus. Materinya sangat menarik,” tutupnya.