Teori tentang multiverse atau gagasan mengenai adanya lebih dari satu alam semesta selalu menarik dibicarakan. Nyatanya, para ilmuwan sudah sejak lama membahas mengenai kemungkinan ini sejak dulu.
Ada sejumlah teori yang mendukung keberadaan multiverse. Dari teori-teori tersebut, dua gagasan ini yang paling terkenal dan sering dibicarakan.
“Kajian multiverse itu sendiri, seperti kalian lihat di film-film Marvel, itu memang science fiction, tapi konsep multiverse merupakan konsep teoritik fisika yang dikaji secara serius,” kata dosen fisika dari Universitas Indonesia, Handhika Satrio Ramadhan, Ph.D, dikutip dari Detik, Kamis (26/5/2022).
Disebutkan Handhika, ada kelompok fisikawan yang secara serius mengkaji konsep multiverse. Sejauh ini, ada beberapa teori yang digagas mengenai multiverse.
“Sejauh ini yang saya tahu, itu (multiverse) masih hipotetical. Artinya, belum ada bukti eksperimen atau observasinya. Komunitas fisikawan yang secara serius mengkaji ini, menelaah bagaimana cara mengobservasinya dan lain sebagainya. Dari sekian banyak model multiverse yang ada, ada dua di antaranya yang terkenal,” kata Handhika.
- Mekanika Kuantum
Interpretasi dunia paralel dari mekanika kuantum, merupakan teori yang secara matematis menggambarkan perilaku materi. Diusulkan oleh fisikawan Hugh Everett pada tahun 1957, teori ini memprediksi kehadiran garis waktu bercabang, atau realitas alternatif di mana keputusan kita menghasilkan hasil yang sangat berbeda.
“Intinya apa yang kita kenal sebagai mekanika kuantum, yaitu hukum fisika yang mengatur dunia mikroskopik, dunia dengan partikel kecil, diatur oleh mekanika kuantum yang sangat berbeda yang mengatur objek makroskopik yang besar,” kata Handhika.
Perbedaan fundamental mekanika kuantum dengan fisika klasik, disebutkan Handhika adalah apa yang kita namakan Prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Prinsip ini mengatakan bahwa ada limit untuk mengetahui secara presisi kondisi dari suatu partikel.
“Ini hukum yang yang tidak ada di dunia makroskopik yang kita jalani sehari-hari. Tapi ini memang sudah terbukti, artinya banyak sekali aplikasi mekanika kuantum yang membuat mekanika kuantum, it works,” sebutnya.
- Bubble universe
Berdasarkan teori ini, kejadian Big Bang tidak melahirkan hanya satu semesta, melainkan banyak sekali. Beberapa area ruang berhenti menggembung seperti Big Bang menggembungkan alam semesta. Namun, yang lain akan terus bertambah besar menjadi gelembung-gelembung semesta.
Yang menarik tentang teori ini adalah, alam semesta lain dapat memiliki hukum fisika yang sangat berbeda dari kita, karena mereka tidak terkait.
“Berawal dari Big Bang bahwa alam semesta ini lahir sekitar 14 miliar tahun lalu dari dentuman besar, dari situlah tak hanya materi, tapi ruang dan waktu juga lahir,” kata Handhika.
Lalu pada sekitar tahun 1980-an, fisikawan asal Amerika Alan Guth, menggagas teori inflationary universe. Teorinya menyebutkan, ketika waktu mendekati nol, universe yang tadinya kecil mengalami pengembangan ukuran.
Konsekuensinya, muncul bubble, di mana di universe itu inflasi sudah berakhir, sementara di universe lain masih berlangsung. Ada juga yang inflasinya terus berlangsung. Teori ini memunculkan gambaran adanya universe lain yang kita diami.