Kaviar merupakan jenis makanan bersumber dari telur ikan. Makanan ini tergolong mewah, karena harganya yang sangat mahal, tak semua orang bisa membelinya. Dilansir Simply Healthy Family, sejak peradaban Yunani dan Romawi Kuno kaviar sudah dianggap sebagai makanan mewah.
Lantas apa itu kaviar?
Kaviar telur ikan segar atau yang diawetkan atau diasinkan. Kaviar bersumber dari ikan sturgeon seperti sevruga dan beluga yang biasanya hidup di Laut Kaspia. Namun, karena permintaan pasar yang kian meningkat, kini tak hanya telur ikan dari famili sturgeon.
Telur ikan salmon dan hering juga kadang dibuat menjadi kaviar. Namun, menurut pencinta kaviar (caviar lovers) telur ikan selain famili sturgeon tidak bisa dianggap sama.
Bagaimana rasa kaviar?
Kaviar rasanya asin, teksturnya saat disantap agak mirip mentega. Beberapa orang menganggapnya terlalu amis. Bahkan karena rasanya, terkadang orang yang baru menyantap kaviar bertanya-tanya soal harganya mahal dengan rasa yang dianggap tak sepadan. Walau, biasanya kaviar yang amis dan asin bukan tergolong istimewa.
Menurut laman Guinness World Records harga kaviar paling mahal mencapai US$ 34.500 atau Rp506 juta per kilogram. Kaviar Almas ikan beluga Iran.
Pengolahan kaviar
Dilansir laman Institut Pertanian Bogor (IPB), dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Wini Trilaksani mengatakan, pengolahan kaviar cenderung sulit dan membutuhkan penangan khusus.
Setelah dipanen, kaviar harus segera dimakan atau dikemas dalam kaleng agar kualitasnya tetap terjaga. Cara mengawetkannya dengan memberi air garam kadar tertentu.
Selain garam, kaviar kalengan juga ditambahkan zat asam untuk mengawetkan atau pasteurisasi. Kaviar yang diawetkan dan dikemas dalam kaleng juga tidak bisa dibiarkan setelah dibuka, karena harus langsung dikonsumsi. Jika tidak rasanya akan berubah dan kualitasnya menurun.