Sebuah penelitian baru dari Universitas Kopenhagen mencari bentuk kehidupan asing pada sistem bintang biner. Mungkinkah akan ada temuan alien di sini kelak?
Penelitian yang dirilis dalam Jurnal Nature pada Senin (23/5/2022) itu melibatkan para astronom dari Taiwan dan Amerika Serikat.
Bintang biner merupakan sepasang bintang yang mengorbit satu sama lain serta memiliki keterikatan gravitasi.
“Hasilnya menarik, karena pencarian kehidupan di luar bumi akan dilengkapi dengan beberapa instrumen baru yang sangat kuat dalam beberapa tahun mendatang,” kata peneliti dalam jurnal.
Jes Kristian Jørgensen, Profesor pemimpin proyek tersebut menilai hal ini penting untuk memahami bagaimana planet terbentuk di sekitar beberapa jenis bintang.
Dengan begitu, ia mengklaim gagasan yang mereka teliti memungkinkan untuk mengungkap tempat-tempat yang dianggap akan sangat menarik untuk diselidiki, terlebih soal kehidupan di luar bima sakti.
Tim mengungkapkan temuan bintang biner itu dilakukan lewat pengamatan menggunakan teleskop ALMA (Atacama Large Millimeter/submillimeter Array) di Chili. Penemuan itu terletak sekitar 1.000 tahun cahaya dari Bumi.
Kini, peneliti baru menemukan satu sistem bintang biner yaitu NGC 1333-IRAS2A. Sistem itu dikelilingi oleh piringan yang terdiri dari gas dan debu.
Pengamatan hanya dapat memberikan peneliti sebuah jepretan dari suatu titik dalam evolusi sistem bintang biner. Namun tim telah melengkapi pengamatan dengan simulasi komputer, dikutip dari Science Daily.
“Simulasi akan memberitahu kita, fisika mana yang berperan dan bagaimana bintang berevolusi hingga bisa diamati,” kata Rajika L. Kuruwita penulis kedua jurnal tersebut.
Meski demikian, sistem bintang yang diamati masih terlalu muda untuk membentuk planet. Tim berharap untuk mendapatkan lebih banyak waktu pengamatan di ALMA, agar memungkinkan untuk menyelidiki pembentukan sistem planet.
“Panjang gelombang yang dicakup oleh ALMA memungkinkan kita untuk melihat molekul organik yang cukup kompleks, jadi molekul dengan 9-12 atom dan mengandung karbon,” pungkas peneliti seperti dikutip Sci Tech Daily.
Tim peneliti mengatakan molekul organik itu dapat menjadi bangunan untuk molekul yang lebih kompleks, yang menjadi kunci kehidupan misalnya asam amino.
Lalu dari mana molekul organik itu bisa datang? Tim peneliti menyimpan asa lewat komet yang berpeluang membawa kehidupan.
“Komet kemungkinan memainkan peran kunci dalam menciptakan peluang bagi kehidupan untuk berevolusi,” kata Jes Kristian Jørgensen.
“Komet sering kali memiliki kandungan es yang tinggi dengan adanya molekul organik. Dapat dibayangkan bahwa molekul organik terawetkan dalam komet pada periode sebuah planet masih tandus, dan tumbukan komet itu nantinya akan mengantarkan molekul ke permukaan planet,” lanjutnya.