Tempe sudah sangat tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Hasil olahan kedelai ini juga menjadi favorit bagi penderita sakit jantung. Hal ini karena, berbagai penelitian sudah membuktikan bahwa kandungan nutrisi tempe bisa menurunkan risiko penyakit jantung.
Penelitian terbaru yang dilakukan Cohort Studies berjudul Isoflavone Intake and the Risk of Coronary Heart Disease in US Men and Women (2020) menunjukkan bahwa seseorang yang mengonsumsi tempe setidaknya seminggu sekali bisa menurunkan risiko penyakit jantung sebesar 18 persen. Hal ini terjadi karena kandungan protein tinggi dari kedelai bisa menurunkan LDL atau kolesterol jahat.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Circulation itu menjelaskan, LDL biasanya membentuk plak keras pada pembuluh darah. Seiring waktu, plak tersebut akan membesar sehingga berpotensi menyebabkan serangan jantung atau stroke. Guna mencegah terjadinya hal tersebut diperlukan adanya antioksidan. Salah satunya, antioksidan endogen yaitu superoksida dismutase (SOD) yang merupakan pertahanan pertama terhadap proses oksidasi dalam tubuh.
Kolesterol LDL ini umumnya ditemui pada makanan yang sudah terkontaminasi atau teroksidasi radikal bebas. Sementara itu, tubuh dengan sendirinya memproduksi HDL atau kolesterol baik dalam jumlah tertentu. Fungsi HDL yaitu membantu metabolisme tubuh dan memiliki aktivitas anti inflamasi.
Penelitian sebelumnya oleh Diah Mulyawati Utari dari Program Studi Gizi Manusia, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor (IPB) juga menemukan kandungan asam amino tertinggi pada tempe adalah arigin. Sementara kandungan asam lemak tertingginya adalah asam linoleat. Tempe juga disebutkan kaya isoflavon dan kadarnya relatif bisa dipertahankan jika tempe diolah dengan cara dikukus.
Hal senada dengan hasil penelitian Cohort Studies, hasil statistik penelitian yang dipublikasikan pada 2011 itu menunjukkan, pemberian tempe sebanyak 160 gram setiap hari selama empat minggu bisa memperbaiki profil lipid. Maksudnya menurunkan kadar kolesterol total, K-LDL (kolesterol jahat), dan trigliserida.