in

Daftar Sungai di Dunia yang Pernah Memerah

lustrasi. Sungai berwarna merah. Foto: iStock

Air Sungai Cimeta, yang merupakan anak Sungai Citarum, mendadak berubah merah pada Senin (30/5/2022) lalu. Kasus ini bukan yang pertama terjadi. Sejumlah contoh sungai berubah merah pernah terjadi dalam negeri dan di beberapa negara.

Satgas Citarum Harum menemukan kemasan berisi zat pewarna di sekitar sungai yang diduga limbah B3. Kemasan itu ditemukan tepatnya di RT 02/RW 01, Desa Tagog Apu, Kecamatan Padalarang.

Kepala Bidang Penaatan Hukum Lingkungan DLH Jabar Arif Budhiyanto yang mewakili Kepala DLH Jabar Prima Mayaningtias, mengungkapkan sumber pencemaran itu berasal dari zat pewarna yang dibungkus oleh kantong plastik dengan kapasitas kurang lebih 30 kg dan ditemukan warga di aliran Sungai Cimeta.

Perubahan warna air sungai menjadi merah bukan kali ini pertama terjadi. Kasus lainnya, pertama, Sungai Kamal, Brebes, Jawa Tengah, berubah menjadi merah pada 2015. Penyebabnya diduga terkait ganggang.

Dikutip dari Antara, Rabu (2/6/2022), otoritas setempat menyebut perubahan Kali Kamal, Desa Kedunguter, menjadi merah muda itu terjadi karena intrusi atau penyusupan air laut ke sungai.

Dengan kondisi sungai yang dipenuhi dengan sampah, larutan garam menjadi terkonsentrasi. Hal itu dinilai memicu perkembangan ganggang yang membuat perubahan warna pada air sungai.

Kedua, Sungai Ciberes di Kabupaten Cirebon yang menjadi berwarna merah muda, 2019. Kabid Pengendalian Pemulihan Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon Yuyu Jayudin mengatakan kondisi air sungai yang berwarna pink juga terjadi di dua sungai lainnya di Cirebon.

Seperti halnya kasus di Sungai Kamal, Brebes, Yuyu menerangkan perubahan warna air sungai menjadi pink itu diakibatkan adanya ganggang merah.

“Kalau dari pengalaman yang sudah-sudah, seperti di Sungai Kamal itu terjadi karena ganggang. Kondisi sungai banyak sampah, kemudian tumbuh juga bakteri Escherchia coli, kandungan konsentrasi garam juga. Sehingga memudahkan ganggang berkembang biak,” ucap Yuyu, dikutip dari detikcom.

Ketiga, Sungai Daldykan di daerah Norislk, Rusia, di kawasan kutub Arktik, yang berubah warna menjadi merah, 2016. Melansir The Verge, perubahan itu diduga karena sungai tercemar limbah nikel.

“Itu warna khas dari limbah pertambangan,” ujar David Chambers, Presiden Center for Science in Public Participation.

Warna merah terang di sungai tersebut, lanjutnya, diduga berasal dari proses oksidasi besi yang berada di limbah industri. Jika bercampur dengan air, warna air akan berubah menjadi merah.

Tidak jelas jenis pemrosesan nikel macam apa yang digunakan di pabrik logam. Namun demikian, kata Chambers, beberapa jenis proses oksidasi suhu tinggi atau tekanan mengubah mineral sulfida menjadi oksida besi. Jika dicampur dengan air, limbah berubah menjadi merah cerah.

Ada juga kemungkinan bijih yang diolah untuk nikel mengandung besi dalam jumlah tinggi, yang kemudian dibuang sebagai limbah.

Senada, Ronald Cohen, profesor teknik sipil dan lingkungan di Colorado School of Mines, mengungkapkan dalam kasus ini limbah yang kaya zat besi yang kemungkinan dibuang di sungai mengubah air menjadi merah.

Menurutnya, hal yang sama telah terjadi beberapa kali di sungai di Sudbury, Ontario, Kanada. Cohen menyatakan sebuah pabrik nikel lokal terkadang mengubah sungai menjadi merah cerah.

Cohen menilai kota tersebut dalam bahaya. Air dengan konsentrasi limbah tambang yang tinggi dapat menjadi racun, tergantung pada jenis bahan kimia yang meresap ke dalam air dan konsentrasinya.

“Bila warnanya merah, maka itu bukan air yang ingin Anda minum dan itu bukan air yang ingin Anda gunakan untuk air irigasi, dan Anda juga tidak ingin ternak Anda meminumnya,” cetus dia.

Cohen menilai tidak banyak yang bisa dilakukan pihak berwenang dalam hal pembersihan sungai. Mereka hanya perlu menunggu sampai airnya jernih hingga logamnya cukup encer untuk membuat airnya aman kembali.

Dia menyebut itu bisa memakan waktu berjam-jam atau berhari-hari, tergantung pada konsentrasi logam.

Dikutip dari CNN, setelah beberapa kali menyangkal sebagai biang pencemaran air, Norilsk Nickel, produsen nikel terbesar di dunia, mengakui warna merah pada sungai itu terkait dengan tanggul di pabrik Nadezhda yang meluap hingga mewarnai sungai.

“Pada tanggal 5 September (2016) setelah hujan lebat yang tidak normal,” kata Norilsk Nickel, “terjadi luapan salah satu tanggul, dan air masuk ke Sungai Daldykan.”

Perusahaan mengatakan “pewarnaan sungai jangka pendek dengan garam besi” tidak menimbulkan bahaya bagi manusia dan fauna sungai, dan mengatakan akan bekerja untuk menghindari insiden seperti itu di masa depan.