Masyarakat Indonesia identik dengan makan makanan bersantan. Memang tak dapat dipungkiri, santan membuat cita rasa masakan menjadi lebih gurih dan sedap. Namun, ada beberapa kondisi penyakit yang harus mengurangi makan makanan bersantan. Berikut uraiannya.
Penderita Maag
Salah satu kondisi yang harus menghindari makanan bersantan adalah pengidap maag atau Gerd. Hal ini karena santan memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi.
Satu cangkir santan dapat mengandung hingga 40 gram lemak jenuh. Sedangkan pengidap maag dianjurkan menghindari makanan berlemak, karena lemak membutuhkan waktu lama untuk dicerna di dalam lambung.
Hal ini dapat mengakibatkan, lambung memproduksi asam lambung lebih banyak, sehingga dapat menyebabkan refluks asam. Oleh sebab itu, bila Anda mengidap maag, sebaiknya hindari atau batasi mengonsumsi makanan bersantan.
Penderita Jantung Koroner
Mengonsumsi santan secara berlebihan dapat meningkatkan kadar lemak dan kolesterol dalam tubuh. Artinya, penderita penyakit jantung harus menahan diri dan tidak mengonsumsi banyak santan.
Penderita Kolesterol
Dilansir WebMD, ada beberapa kekhawatiran santan bisa meningkatkan kolesterol. Beberapa penelitian menemukan bahwa orang yang makan makanan bersantan dalam jumlah banyak memiliki kolesterol lebih tinggi ketimbang mereka yang makan lebih sedikit.
Kelapa mengandung minyak kelapa yang terdiri dari lemak jenuh. Jadi, makan kelapa dalam jumlah besar bisa meningkatkan kolesterol karena kandungan lemak jenuhnya.