in

Pensiun, Ini Kejuaraan Bulutangkis yang Paling Berkesan bagi Greysia Polii

Greysia Polii. Foto: Reuters

Greysia Polii dijawalkan mengakhiri kariernya sebagai pebulutangkis pada 12 Juni 2022. Ia pun mengenang kejuaraan yang paling tidak terlupakan. Apa saja?

Greysia telah mengumumkan rencana gantung raket setelah 30 tahun berkarier dalam olahraga tepok bulu. Prosesi pensiun dijadwalkan diabadikan di hari final Indonesia Masters 2022 yang berlangsung di Istora, atau tepatnya 12 Juni pukul 09.00 WIB.

Selama bertahun-tahun mengabdikan diri sebagai pemain bulutangkis, Greysia pun mengenang sejumlah kejuaraan yang dianggapnya paling berkesan.

“Yang berkesan paling pahit Olimpiade 2012, tapi yang paling bekesan memorable itu juga. Selain Olimpiade adalah Asian Games,” kata Greysia di kawasan Senayan, Jakarta.

Bukan tanpa alasan ia menyebut Olimpiade dan Asian Games adalah kenangan pahit dan terbaiknya. Pada Olimpiade 2012, Greysia yang berpasangan dengan Meiliana Jauhari pernah melewati Olimpiade dengan catatan buruk.

Greysia/Meiliana diganjar kartu hitam oleh wasit yang memimpin pertandingan di Olimpiade 2021m, sebelum kemudian didiskualifikasi.

Greysia/Meiliana pun masuk dari empat pasangan ganda putri yang divonis bersalah dan didepak dari Olimpiade 2012. Keduanya juga mendapatkan hukuman dari PBSI yaitu larangan bertanding selama tiga bulan.

Setelah proses panjang itu, Greysia seolah terlahir kembali. Ia mampu bangkit bahkan mengukir sejarah. Bersama pasangan barunya, Nitya Krishinda Maheswari, ia menjadi juara ganda putri Asian Games 2014.

Pencapaian Greysia/Nitya sangat istimewa karena sudah 36 tahun lamanya ganda putri tak mampu meraih gelar juara multievent terbesar di Asia tersebut. Gelar terakhir diperoleh oleh Verawaty Fajrin/Imelda Wiguna pada Asian Games 1978.

“Karena itu adalah hal-hal yang prosesnya panjang banget untuk bisa menjadi break thru untuk ganda putri bisa juara lagi di level internasional,” ujarnya.

“Jadi itu pertama kali yang betul-betul menurut saya itu memorable sekali dan itu yang enggak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya,” Greysia mengungkapkan.

Ya, tampil di Gyeyang Gymnasium, pada September 2014, Greysia/Nitya mampu menumbangkan wakil Jepang Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi 21-15, 21-9. Padahal ganda Jepang ini punya ranking yang cukup apik yaitu ranking 3 dunia.

“Saya dengan Nitya dan Koh Didi (Pelatih Ganda Putri Eng Hian) juga waktu itu, kami belum ada prestasi yang membanggakan sebagai pebulutangkis ganda putri selama ini,” dia mengungkapkan.

“Dengan adanya juara Asian Games itu membuat saya dan Nitya pada saat itu spirit-nya jadi lebih percaya diri lagi bahwa ganda putri Indonesia itu bisa bersaing di level dunia,” lanjutnya.

“Jadi saya merasa itu startnya dan di 2021 kemarin itu adalah buahnya di Olimpiade (Tokyo 2020),” tegas Greysia.