Orang awam tahu Sinar Gamma karena superhero Hulk. Namun ilmuwan sudah lama mengenalnya. Sinar gamma adalah gelombang cahaya paling energik yang dihasilkan di alam semesta.
Begitu energiknya, sehingga mereka terlihat dalam peluruhan radioaktif tertentu, dalam banyak ledakan kosmik, dan juga dalam petir dan kilat.
Terestrial Gamma-ray flashes (TGF) dihasilkan oleh bremsstrahlung, sebuah kata bahasa Jerman yang jika diterjemahkan berarti ‘radiasi pengereman’, mengacu pada sebuah partikel bermuatan listrik yang dipercepat atau diperlambat yang akan memancarkan radiasi elektromagnetik. Dalam kasus TGF, penyebabnya adalah elektron dipercepat.
Dalam makalah baru, yang saat ini tersedia di ArXiv, para peneliti melaporkan pengamatan terbaru dari mitra optik TGF.
Seperti dikutip dari IFL Science, Selasa (31/5/2022) hal ini penting karena dua hipotesis utama untuk produksi sinar gamma oleh petir menghasilkan tanda yang berbeda dalam cahaya tampak.
Yang pertama adalah mekanisme Relativistic FeeDback (RFD), yang menunjukkan bahwa foton (partikel cahaya) dan positron (antimateri yang setara dengan elektron), menghasilkan umpan balik yang menghasilkan longsoran elektron.
Antimateri di awan petir terjadi sehingga skenario ini harus ditanggapi dengan serius. Jika model ini benar, seharusnya ada sangat sedikit atau tidak ada tanda dalam cahaya tampak dan sedikit sinar ultraviolet. Ini dikenal sebagai kilat gelap.
Penjelasan alternatifnya adalah, mekanisme produksi elektron pelarian termal, di mana medan listrik tinggi lokal akan menghasilkan kaskade elektron. Bidang ini akan sepuluh kali lebih tinggi dari bidang kerusakan konvensional.
“Mekanisme produksi elektron pelarian termal mengasumsikan bahwa peristiwa TGF diproduksi di sekitar ujung pita yang terkait dengan petir. Populasi elektron bebas kemudian dipercepat lebih lanjut dalam penurunan potensial di depan ujung petir ke elektron yang melarikan diri melalui mekanisme pelarian termal,” kata para penulis di makalah tersebut.
Pelarian termal akan menghasilkan sinyal optik secara bersamaan dengan sinar gamma. Dan selama badai petir pada 11 September 2021, para peneliti menggunakan Telescope Array Surface Detector (TASD), yang mendeteksi sinar gamma dan sinyal optik dari badai petir, konsisten dengan mekanisme produksi pelarian termal.
“Data kami menunjukkan peningkatan substansial dalam cahaya tampak dalam korelasi dengan produksi TGF,” tulis penulis dalam kesimpulan penelitian.
“Dari hasil ini tampaknya masuk akal untuk menyimpulkan bahwa hasil kami mendukung model mekanisme pelarian termal dan tidak mendukung gagasan bahwa TGF adalah peristiwa gelap seperti yang diusulkan oleh mekanisme Umpan Balik Relativistik,” tambah penulis.
Ini bukan akhir dari cerita tentang sinar gamma yang berasal dari petir, masih jauh dari itu. Para ilmuwan saat ini ibarat sekadar menggores permukaan dari kompleksitas badai petir dan kilat. Studi lebih lanjut mengenai temuan ini pastinya akan menarik.