in

Bahan Perawatan Kulit yang Tak Boleh Digunakan Bersamaan

Ilustrasi penggunaan skincare
Ilustrasi penggunaan skincare

Beberapa bahan aktif yang digunakan dalam produk perawatan kulit bisa menyebabkan iritasi saat dicampur dengan yang lain. Terlebih pada individu yang memiliki kulit sensitif, menurut dokter kulit Joyce Imahiyerobo-Ip. Misalnya, asam hialuronat dengan retinol cocok digunakan bersama, sementara asam glikolat dan retinol tidak bisa.

Oleh karena itu, Anda harus mempertimbangkan bahan mana yang terkandung dalam setiap produk dan merek dan apakah kombinasinya bisa merusak kulit Anda atau tidak. Menggabungkan bahan perawatan kulit yang tak cocok bisa menyebabkan lebih dari sekadar berjerawat dan berminyak, tapi juga kemerahan, terbakar, mengelupas, atau, paling tidak, membatalkan fungsi satu sama lain.

Berikut kombinasi bahan yang lebih kuat saat digunakan bersama-sama dan yang menyebabkan efek buruk ketika dioleskan bersama-sama.

Jangan campur Benzoil Peroksida dan Retinol

Jika Anda berurusan dengan jerawat, Anda mungkin sudah tahu bahwa kedua bahan ini berfungsi dalam mencegah timbulnya jerawat. Tapi ada alasan bagus mengapa mereka tidak sering digunakan dalam kombinasi dalam produk yang sama. “Benzoil peroksida adalah produk jerawat ampuh yang bagus untuk peradangan jerawat, namun banyak orang yang tidak menyadari bahwa benzoil peroksida bisa menonaktifkan retinol topikal.

Retinol dan Gliserin

Retinol merupakan bahan perawatan kulit ajaib, tapi juga mengeringkan. Ini sebabnya dokter kulit dan ahli kecantikan mendesak pasien untuk menggunakannya dengan hemat. Disarankan pula untuk menggunakan sedikit demi sedikit hingga kulit terbiasa dan berhenti mengelupas. Salah satu bahan yang bisa membantu mencegah iritasi saat menggunakan produk mengandung retinol adalah gliserin.

Jangan campur Vitamin C dan Asam Alfa Hidroksi (AHA)

Kedua bahan ini menawarkan manfaat antioksidan, namun ketika digabungkan, keduanya bisa membuang keseimbangan pH kulit karena tingkat keasaman yang terlalu tinggi. Produk yang mengandung vitamin C (asam L-askorbat) sebagai bahan mengandung tingkat keasaman yang rendah. Saat Anda menggunakan produk semacam ini bersama dengan asam alfa hidroksi, seperti asam glikolat atau laktat, Anda pada dasarnya mengurangi efektivitas produk vitamin C.