Antelope saiga adalah hewan unik asli Asia Tengah yang pernah hampir punah sebanyak dua kali. Antelope saiga pernah hampir punah akibat infeksi hidung oleh bakteri Pasteurella bacteria pada akhir tahun 2009.
Populasinya sempat meningkat beberapa tahun ke belakang, namun kembali turun tahun ini akibat perburuan liar. Antelope saiga diburu untuk diambil tanduknya karena digunakan dalam pengobatan tradisional China.
Antelope saiga adalah hewan yang mirip dengan kijang. Antelope saiga disebut juga dengan saiga. Dalam klasifikasinya, saiga termasuk ke dalam famili Bovidae dan ordo Artiodactyla.
Populasinya yang terus menurun membuat Antelope saiga masuk ke dalam IUCN Redlist dalam kategori critically endangered atau hampir punah. Pada kategori ini, saiga hanya selangkah lagi menuju kepunahan.
Antelope saiga memiliki fitur unik yang tidak dimiliki hewan lain, yaitu hidung yang bulat dan berbentuk seperti belalau gajah namun sangat pendek.
Hidung yang berbentuk bulat dan mengarah ke bawah ini berfungsi untuk menyaring tanah dan debu dari udara kering di musim panas. Selain itu, hidung unik ini juga berfungsi untuk melembapkan udara yang dihirup.
Tinggi tubuh saiga hingga ke bahu adalah sekitar 76 sentimeter. Berat badannya adalah 31 sampai 43 kilogram, dengan ukuran betina sekitar tiga per empat jantan.
Saiga memiliki bulu yang bisa beradaptasi sesuai dengan musim. Ketika musim panas, bulu saiga akan lebih pendek dan berwarna cokelat muda. Sedangkan pada musim dingin, bulu saiga akan lebih tebal dan berwarna lebih pucat keputihan.
Saiga jantan memiliki tanduk yang memutar yang unik. Tanduk ini diyakini bermanfaat untuk menjadi obat tradisional China. Inilah sebabnya banyak saiga yang diburu hanya untuk diambil tanduknya.
Antelope saiga berkembang biak dengan cara vivipar atau melahirkan. Saiga termasuk ke dalam mamalia. Pada musim kawin, saiga jantan bisa hidup berkelompok dengan lima sampai sepuluh ekor saiga betina.
Masa gestasional saiga adalah lima bulan. Setelah itu, betinanya akan melahirkan satu atau dua bayi saiga. Setiap tahunnya, betina bisa melahirkan satu hingga dua ekor bayi saiga.
Jumlah ini sebenarnya cukup menjanjikan dan berpotensi untuk mengembalikan jumlah populasi saiga agar tidak punah.