in

Pembentukan Tim Ilmuwan untuk Selidiki UFO, akan Bekerja 9 Bulan

NASA membentuk tim pencari UFO. Foto: Istock

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berencana membentuk tim yang berisi ilmuwan untuk bisa menjelaskan keberadaan objek terbang tak dikenal (unidentified flying object/UFO).

Rencana itu muncul setelah pemerintah AS mendapatkan laporan merinci dari Direktur Intelijen Nasional dan Satan Tugas Angkatan Laut tentang unidentified aerial phenomena (UAP) melalui kesaksian dua pejabat Pentagon pada sidang kongres pertama tentang UFO pada 17 Mei 2022.

Dikutip dari Reuters, NASA akan membentuk tim ilmuwan untuk mengecek “fenomena udara tak dikenal”, yang biasa disebut UFO, sebagai indikasi terbaru dari keseriusan pemerintah AS dalam menangani masalah ini.

Fokusnya adalah pada identifikasi data yang tersedia, mencari cara terbaik untuk mengumpulkan data di masa depan, dan bagaimana menggunakan informasi itu untuk memajukan pemahaman ilmiah tentang masalah ini.

NASA juga menunjuk David Spergel, yang sebelumnya mengepalai departemen astrofisika Universitas Princeton, untuk memimpin tim ilmiah, dan Daniel Evans, seorang peneliti senior di Direktorat Misi Sains NASA, untuk mengatur penelitian tersebut.

Evans menuturkan tim ilmuwan ini akan dibentuk pada musim gugur (Maret-Juni) 2023 dan akan bekerja sekitar sembilan bulan untuk mengembangkan laporan publik tentang temuannya.

Soal anggaran dan pemakaiannya, Evan mengatakan tim ini akan membelanjakan “beberapa puluh ribu dolar di mana pun” hingga tak lebih dari US$100 ribu (sekitar Rp1,4 miliar).

Thomas Zurbuchen, kepala unit sains NASA, dikutip dari Associated Press, mengakui komunitas ilmiah tradisional mungkin melihat NASA tengah “berkhianat” dengan menjelajah ke topik yang kontroversial dari sisi sains.

“Kami tidak menghindar dari risiko reputasi,” kata Zurbuchen, selama webcast National Academy of Sciences.

Dia mengakui hambatan terbesar dari kerja tim ini adalah dalam hal data. “Keyakinan kuat kami bahwa tantangan terbesar dari fenomena ini adalah miskin data.”

“Kami melihat Bumi dengan cara baru, dan kami juga melihat ke arah lain, ke langit, dengan cara baru. Apa yang sebenarnya kami coba lakukan di sini adalah memulai penyelidikan tanpa memikirkan hasil,” imbuh Zurbuchen.

Sementara, Spergel mengatakan tim ini hendak memaparkan misteri-misteri alam semesta yang sebagian besarnya belum terjelaskan.

“Kami harus menghadapi semua pertanyaan ini dengan kerendahan hati,” ucapnya.

“Saya menghabiskan sebagian besar karir saya sebagai ahli kosmologi. Saya dapat memberi tahu Anda bahwa kita tidak tahu apa yang membentuk 95 persen dari alam semesta. Jadi ada hal-hal yang kami tidak mengerti.”

Sebelumnya, Pentagon mempublikasikan beberapa video objek misterius yang menunjukkan kecepatan dan kemampuan manuver melebihi teknologi penerbangan yang dikenal dan tidak memiliki sarana penggerak atau permukaan kontrol penerbangan yang terlihat.

“Fenomena tak dikenal di atmosfer menarik bagi keamanan nasional dan keselamatan udara. Menetapkan peristiwa alami untuk memberikan langkah penting pertama untuk mengidentifikasi fenomena tersebut, yang sejalan dengan salah satu tujuan NASA untuk memastikan keselamatan pesawat,” kata NASA dalam rilis berita dilansir Reuters.

Laporan tahun lalu mengatakan analis pertahanan dan intelijen AS tidak memiliki data yang cukup untuk menentukan sifat UAP yang diamati oleh pilot militer. Termasuk memastiksn apakah itu teknologi canggih, atmosfer atau benda asal luar angkasa.

“Tidak ada bukti bahwa UAP berasal dari luar bumi,” NASA menanggapinya.