in

Proses Bulan Pengaruhi Hujan di Bumi

Bulan dan Bumi. Foto: Youtube

Selain menerangi malam dan tinggi gelombang lautan, ternyata Bulan juga punya efek terhadap Bumi. Studi dari University of Washington mengungkap, Bulan juga bisa memengaruhi hujan.

Mengutip Science Alert, para ilmuwan di University of Washington bekerjasama memanfaatkan data dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Data tersebut diperkirakan memuat informasi selama 15 tahun.

Selain dengan NASA, para ilmuwan itu juga bekerjasama memanfaatkan satelit Tropical Rainfal Measuring Misson milik badan antariksa Jepang.

“Sejauh yang saya tahu, ini adalah studi pertama yang bisa meyakinkan hubungan antara pasang-surut Bulan dengan curah hujan,” kata salah satu ilmuwan, Tsubasa Kohyama.

Masih menurut Kohyama, ketika Bulan berada di atas atau di bawah, tekanan udaranya sangat tinggi. Ketika Bulan tinggi di langit, ia membuat tonjolan di atmosfer Bumi yang bisa mengubah level endapannya.

Semakin tinggi tekanan udara yang dibuat masing-masing osilasi akan membuat temperatur meninggi. Udara yang menghangat bisa menjaga kelembaban yang berarti ada kesempatan besar untuk hujan.

Namun demikian, Kohyama mengatakan masyarakat tak perlu harus memakai payung setiap Bulan meninggi di langit.

“Variasi dari level curah hujannya sangat tipis sehingga kebanyakan kita tidak akan menyadarinya,” ujarnya.

Tinggi-rendahnya Bulan hanya berpengaruh sebanyak 1 persen dari total variasi curah hujannya. Alhasil, tidak ada prediksi cuaca yang mengatur peta mereka dengan data tersebut.

Studi yang dilakukan Kohyama dan koleganya John Wallace ditulis pada 2014. Studi itu melihat cara Bulan memengaruhi tekanan udara di Bumi.

Sementara itu situs resmi NASA, Bulan diketahui memiliki atmosfer. Hanya saja, muatan gasnya berbeda dengan atmosfer Bumi. Beberapa gas yang tak biasa itu antara lain sodium dan potasium. Bahkan dua gas itu tidak ditemukan di atmosfer Bumi, Mars, dan Venus.

Lewat misi Appolo 17, NASA melihat bahan-bahan penyusun atmosfer Bulan. Bahan-bahan itu antara lain helium, argon, neon, amonia, metan, dan karbon dioksida.

Di sisi lain, temperatur di Bulan juga sangat tinggi karena ketiadaan atmosfer sehingga Bulan sangat ekstrim dari yang sangat panas hingga beku, tergantung dari sinar Mataharinya.

“Tidak ada atmosfer yang signifikan di Bulan. Jadi itu tidak bisa menjebak panas atau menyekat permukaannya,” demikian sebagaimana dikutip dari Space.com.