in

Gugat Kontrak Baru Mbappe, LaLiga Tempuh Jalur Hukum

PSG sangat berharap Mbappe tak meninggalkan PSG akhir musim ini. Foto: AFP

LaLiga menggugat kontrak baru Kylian Mbappe di Paris Saint-Germain. LaLiga  menggugat melalui jalur hukum. Kontrak Kylian Mbappe tersebut membuatnya batal pindah ke Real Madrid.

Mbappe sempat ramai dikabarkan akan hengkang ke Real Madrid usai kontraknya di PSG bakal habis Juni 2022. Namun, PSG berusaha keras mempertahankan bintang 23 tahun ini. Upaya Les Parisiens berhasil berkat menyodorkan kontrak baru dengan nilai fantastis kepada Mbappe.

Beberapa laporan menyebut Mbappe dibayar sebesar 300 juta euro atau setara Rp4,64 triliun usai bersedia tanda tangan kontrak baru. Kontrak baru tersebut mengikat Mbappe di PSG hingga 2025. Ia akan menerima gaji bersih seniai 100 juta euro setahun atau Rp1,54 triliun.

Bukan hanya itu, Mbappe juga bakal diberi keistimewaan di PSG berkat kontrak barunya ini. Pesepakbola berusia 23 tahun itu bisa ikut memutuskan pelatih, bisa bersuara pada kebijakan direktur olahraga, dan memiliki kewenangan terkait belanja dan penjualan pemain.

Kegagalan Madrid merekrut Mbappe ini bikin geram pihak LaLiga. Presiden LaLiga, Javier Tebas, menilai langkah yang diambil PSG untuk mempertahankan Mbappe tak sehat. PSG dianggap telah melanggar aturan Financial Fair Play (FFP) yang diberlakukan UEFA.

Pihak LaLiga kini bersiap menempuh jalur hukum menggugat kontrak baru Mbappe dengan PSG. Hal itu diungkapkan pengacara LaLiga, Juan Branco. Beberapa langkah sudah disiapkan LaLiga agar kontrak baru Mbappe di PSG tidak sah.

Langkah pertama mereka bakal mengadu ke Kementerian Olahraga Prancis. Jika tak membuahkan hasil, LaLiga akan meminta Otoritas Keuangan Sepakbola Prancis untuk melakukan audit. Mereka juga menyiapkan tuntutan di pengadilan Prancis.

Branco bahkan mengungkap LaLiga bakal mengajukan laporan ke Badan Eksekutif Uni Eropa terkait tindakan PSG. Badan Eksekutif Uni Eropa diharapkan LaLiga bisa ikut campur tangan andai PSG tetap lolos dari jerat sanksi.

“Ini adalah prosedur formal untuk pihak yang menyalahgunakan posisi mereka yang dominan. Menambahkan pilihan terakhir mereka adalah Pengadilan Eropa,” ujar Branco seperti yang dikutip dari France24.

“Jelas bagi semua orang, PSG bertindak di luar aturan,” tegasnya.