Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan memaparkan 3 komponen penting dalam Merdeka Bermain. Ia menjelaskan ketiga komponen tersebut persis dengan komponen Merdeka Belajar.
“Dalam konteks PAUD, Merdeka Belajar diperkuat pesannya jadi Merdeka Bermain. Karena seringkali belajar diartikan dengan membuka buku, menghafal rumus, jadi dipertegas di PAUD ya Merdeka Bermain. Tidak hanya bermain, tapi juga sambil belajar melalui permainan-permainan,” jelas Bukik Setiawan dalam webinar Selasa Seru, Selasa (14/6/2022) lalu.
Terwujudnya konsep Merdeka Bermain yaitu bisa terlihat dari anak yang tetap belajar meski tidak ada guru, anak mampu mengatur urusan pribadinya, anak dapat mengatur sendiri waktu belajarnya serta melakukan refleksi berkala.
Bukik menjelaskan, saat melakukan refleksi berkala guru bisa menyediakan alat bantu seperti emoticon smile atau melalui gestur.
“Ya seperti tunjuk sebelah kiri bila senang, tunjuk sebelah kanan kalau sedih. Itu salah satu alat bantu untuk melakukan refleksi,” ujar Bukik.
Lebih lanjut, Bukik menerangkan terkait 3 komponen yang perlu diperhatikan dari tujuan Merdeka Bermain. Komponen ini juga nantinya akan menjadi istilah-istilah baru bagi para guru.
- Komitmen pada Tujuan
Komponen yang pertama ini artinya guru harus berkomitmen pada tujuan yang akan dicapai. Tujuannya sendiri yaitu mengembangkan anak usia dini.
- Mandiri pada Cara
Mandiri pada cara yaitu anak diberikan pilihan dan dibiarkan memilih sesuai keinginannya. Guru harus menjelaskan kepada anak-anak bahwa perbedaan atau diferensiasi merupakan sebuah solusi, berbeda dari yang lainnya berarti bagus dan bukan aneh.
- Refleksi Berkala
Refleksi ini sering dilupakan karena letaknya di bagian akhir. Padahal, refleksi secara berkala sangat bermanfaat bagi anak.
Saat refleksi berkala, anak akan diajak berpikir secara emosional. Anak akan belajar menyampaikan emosinya sambil mengulas alasan ia memilih pilihan yang diberikan oleh guru.
Contoh nyata dari 3 komponen Merdeka Bermain juga disajikan dalam rubrik dari salah satu guru TK di Semarang, Anik Puspowati. Pada rubrik tersebut dijelaskan anak-anak memasang targetnya sendiri dengan tema binatang ternak.
Komitmen pada tujuan bisa dilihat pada kolom kriteria. Sebelum anak-anak diajak ke peternakan, Ibu Anik membiarkan mereka untuk menentukan tujuannya sendiri.
Tujuan yang diperoleh di antaranya mendekati kuda, mengelus kuda dan memberi makan kuda. Lalu pada bagian dimensi menunjukkan komponen mandiri pada cara.
Anak-anak diberikan pilihan yaitu keren sedikit, keren, dan keren banget. Masing-masing dari kolom tersebut berisi beberapa kriteria.
Selanjutnya anak akan diajak untuk refleksi berkala. Apakah targetnya tercapai? Jika tidak, mengapa bisa dan jika iya, apa alasan anak tersebut menentukan pilihan itu.
“Guru jadi kunci penting. Tapi dengan proses diagnostik kita bisa menyediakan 2 cara lalu menawarkan pada murid-murid sesuai dengan kebutuhan,” ucap Bukik Setiawan.
Bukik juga menambahkan, dengan adanya Merdeka Bermain bukan merepotkan tenaga pendidik. Melainkan lebih kepada memanfaatkan perangkat-perangkat yang tersedia.