Menguap umumnya dianggap sebagai pertanda mengantuk, padahal tak selalu begitu. Seseorang bisa saja menguap karena lelah, detak jantung meningkat cepat selama menguap. Peningkatan detak jantung inilah yang menunjukkan menguap bisa menjadi tanda kelesuan.
Dilansir Sleep Foundation, rata-rata manusia menguap 5 hingga 10 kali sehari. Sebagian, ada juga yang menguap lebih banyak setiap hari. Menurut beberapa laporan riset, orang yang menguap berlebihan dapat mencapai 100 kali dalam sehari. Jika terus-menerus menguap, hal itu mungkin gejala gangguan tidur atau masalah medis lainnya.
Lantas mengapa orang menguap?
Mengatur suhu otak
Dilansir Medical News Today, menguap bermanfaat untuk mendinginkan otak. Menguap membuat rahang meregang, meningkatkan aliran darah di wajah dan leher. Napas besar dan detak jantung yang cepat disebabkan oleh menguap.
Darah dan cairan tulang belakang ke seluruh tubuh lebih cepat. Semua proses ini merupakan cara untuk mendinginkan otak. Sebagai contoh, menguap setelah melakukan olahraga yang intens. Ini merupakan tanda transisi dari energi tinggi ke rendah di otak.
Kebosanan
Menguap juga dikaitkan dengan kebosanan. Jika lingkungan tak merangsang berkegiatan rentan menimbulkan rasa kantuk. Menguap mungkin memberi isyarat bosan atau lelah terhadap orang lain.
Tekanan telinga
Menguap bisa juga saat berubah kondisi fisik, seperti berpindah dari area bertekanan tinggi ke rendah. Tekanan ini bisa menumpuk di gendang telinga menyebabkan orang menguap untuk melepaskannya.
Empati
Beberapa peneliti juga menemukan, menguap merupakan bagian dari respons empati. Penelitian terhadap manusia dan hewan diketahui menguap memicu keinginan yang sama untuk yang lainnya mengangakan mulut.