in

Mengungkap Isi Mimpi Orang Buta, Beda dengan Manusia Normal

Orang dengan keterbatasan penglihatan atau tuna netra alias orang buta memiliki sejumlah kebiasaan yang beda dengan manusia normal, di antaranya perbedaan imajinasi saat tidur.

Bagi orang yang punya penglihatan normal, mimpi atau bunga tidur bisa jadi bentuk refleksi imajinasi di keseharian karena direkam lewat pikiran saat melihat atau merasa sesuatu.

Di saat keadaan mimpi, sebagian orang cenderung melihat orang, tempat atau hal-hal yang tampak nyata. Lalu bagaimana dengan orang tuna netra, apa yang dialaminya ketika ia bermimpi?

Beberapa orang buta melihat pemandangan visual penuh saat mereka bermimpi, seperti yang dilakukan orang biasa, namun tidak sebegitu sempurna seperti adegan mimpi di orang biasa.

Sementara yang lain memiliki komponen visual untuk mimpi mereka sama sekali, meskipun beberapa peneliti masih membahas sejauh mana kebenaran hal itu.

Aspek visual dari mimpi orang buta terbilang bervariasi, tergantung pada saat perkembangan mereka menjadi buta. Beberapa penyandang tunanetra punya mimpi yang mirip dengan mimpi orang normal dalam hal konten visual dan pengalaman sensorik.

Beda halnya dengan orang dengan buta bawaan sejak saat lahir. Para peneliti cenderung tidak setuju ketika membahas tentang mimpi buta sejak lahir.

Namun, orang dengan kelainan buta bawaan disebut tidak mengalami konten visual saat bermimpi. Hal itu lantaran gerakan mata mereka tidak berkolerasi dengan konten mimpi visual, atau hanya dalam tahapan REM (Rapid Eye Movement).

Dikutip The Conversation, REM merupakan gerakan mata selama fase tidur, yang dihitung dalam gerakan mata tercepat.

Gerakan mata yang dilakukan selama REM mungkin berkorelasi dengan mimpi visual pada orang yang dapat melihat, tetapi tampaknya tidak pada orang buta, terlepas dari kapan mereka menjadi buta.

Di samping itu pakar lain mencatat, orang yang dilahirkan buta mengalami mimpi visual. Hal itu lantaran orang buta dapat menggambar beberapa konten visual dari mimpi mereka saat mereka bangun.

Meskipun orang buta mungkin mengalami beberapa konten mimpi visual, mereka mungkin mengalami lebih sedikit konten dibandingkan dengan orang pada umumnya.

Pikiran mereka tampaknya menutupi kekurangan konten visual dengan meningkatkan pengalaman sensorik lainnya. Seperti misalnya saat individu buta sejak lahir mengalami banyak elemen suara, sentuhan, rasa dan bau dalam mimpi mereka, daripada pengalaman visual.

Kelompok orang buta baik itu bawaan lahir atau buta saat ia hidup, memiliki keterlibatan cerita hidup mereka, di mana mereka adalah seorang aktor yang punya pengalaman indrawi dan berinterakasi dengan orang lain.

Meskipun isi mimpi visual orang tunanetra berkurang, kemampuan indra lain ditingkatkan dalam mimpi orang buta. Mereka cenderung merasakan sensasi suara, sentuhan, rasa dan bau daripada pengalaman penglihatan.

Misalnya, orang buta tampak mengalami lebih banyak mimpi tentang gerakan, perjalanan ke suatu tempat dan cenderung mengalami mimpi buruk.

Sebuah penelitian dari Sleep Foundation menemukan orang buta punya lebih banyak mimpi tentang perjalanan yang melibatkan keadaan yang tidak menguntungkan, Sleep Foundation.

Beberapa dari pengalaman ini punya potensi yang dianggap sebagai bibit yang bisa menghasilkan mimpi buruk. Ada satu hipotesis yang mencerminkan kesulitan yang tengah dihadapi orang buta saat berkeliling dalam kehidupan nyata mereka.