Kebiasaan orang Indonesia yang selalu merasa kurang lengkap atau kurang kenyang jika tak makan nasi. Maka tak heran jika, makan mie instan dengan nasi adalah hal yang lumrah di Indonesia.
Bahkan, mie instan sudah dijadikan lauk pelengkap nasi. Padahal kandungan karbohidrat mie instan sangat tinggi layaknya nasi. Lantas, apakah bahaya mengonsumsi mie instan dengan nasi?
Makan mie instan menggunakan nasi adalah suatu hal yang lumrah dijumpai di Indonesia. Hal ini karena kebiasaan orang Indonesia yang merasa ‘kurang lengkap’ jika belum makan tanpa menggunakan nasi. Alhasil, mie instan seringkali digunakan sebagai lauk dengan nasi sebagai makanan utamanya. Padahal, kandungan karbohidrat mie instan tinggi layaknya nasi. Hal ini pun mengundang pertanyaan, apakah bahaya mengonsumsi mie instan dengan nasi?
Sebelum membahasnya lebih lanjut, sangat penting mengetahui definisi karbohidrat. Karbohidrat berperan sebagai sumber energi tubuh.
Dalam tubuh, karbohidrat diubah jadi glukosa dan berfungsi sebagai bahan bakar untuk sel-sel tubuh. Dilansir Medical News Today, berdasarkan jenisnya, karbohidrat terdiri atas karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana.
Karbohidrat kompleks dinilai lebih sehat dikonsumsi dibandingkan karbohidrat sederhana. Karena karbohidrat sederhana menyebabkan kenaikan gula darah secara cepat. Sementara karbohidrat komplek lebih sehat karena mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh, seperti mineral, vitamin, dan serat.
Sementara nasi putih dan mie instan adalah sumber karbohidrat. Umumnya mie dibuat dari olahan biji-bijian, begitu juga dengan nasi. Dilansir healthyeating.sfgate.com, olahan biji termasuk jenis karbohidrat sederhana. Konsumsi olahan biji-bijian bisa memicu peradangan yang menimbulkan penyakit, seperti stroke, stroke, dan diabetes tubuh.
Konsumsi karbohidrat sederhana terlalu banyak bisa berkontribusi pada penambahan berat badan. Berdasarkan hal tersebut, konsumsi mie instan dan nasi dapat berdampak negatif.
Walau berbahaya bagi kesehatan, makan mie instan dan nasi tetap dibolehkan dengan memperhatikan nilai kalorinya. Kebutuhan kalori setiap individu berbeda-beda, tergantung pada beberapa faktor seperti usia, tinggi badan, jenis kelamin, berat badan saat ini, dan tingkat aktivitas fisik.