Brad Pitt merasa dirinya saat ini sudah berada di babak terakhir dalam kariernya yang dijalani selama lebih dari 30 tahun sejak 1987 silam.
Dalam wawancara dengan GQ untuk edisi Agustus 2022, Brad Pitt mengaku mencoba berpikir dengan matang apa yang akan ia lakukan berikutnya terkait kariernya di dunia peran.
“Saya menganggap diri saya berada di babak terakhir. Mungkin ini semacam di semester atau trimester terakhir. Apa yang akan menjadi bagian di dalamnya? Bagaimana saya ingin merancang itu?” katanya.
Menurut Brad Pitt, menggali mimpi untuk mencari makna akan karier juga kehidupan ialah proses yang tengah ia jalani saat ini. Salah satu yang ia lakukan ialah dengan menyalurkan apa yang sudah menjadi mimpinya sejak dulu.
Sudah berperan dalam berbagai karakter dan film, Brad Pitt kini sudah menjadi seorang produser terkemuka di Hollywood.
Ia mulai menjejaki bangku produser lewat film God Grew Tired of Us pada 2006. Lalu berlanjut dan menghasilkan banyak film sukses, seperti The Departed (2006), Eat Pray Love (2010), World War Z (2013), dan Ad Astra (2019).
GQ menyebut, Brad Pitt memfokuskan perhatiannya pada perannya sebagai seorang produser film. Pitt disebut “senang hati” mendukung pemain baru dan “membantu menggiring karya penulis hebat ke layar”.
Beberapa film yang ia produseri juga menuai banyak pujian dan penghargaan, seperti 12 Years of Slave (2013), Selma (2014), Moonlight (2016), dan terbaru adalah Minari (2020).
Terlepas dari kariernya di babak akhir, Brad Pitt merasa bersyukur akan kondisinya saat ini.
“Saya selalu merasa sendiri dalam hidup saya. Sendirian tumbuh sebagai seorang anak, sendirian bahkan di sini [Los Angeles]. Dan baru-baru ini saya memiliki pelukan yang lebih besar dari teman dan keluarga saya. Percaya atau tidak, tapi itu sesuatu soal saat kau bisa berjalan dengan paradoks, saat kau membawa sakit dan bahagia yang nyata secara bersamaan, inilah kedewasaan, inilah pertumbuhan,” lanjutnya.