Matcha merupakan teh hijau yang dibuat dari tanaman Camellia sinensis, namun dibudidayakan dan diproduksi dengan cara yang berbeda dari teh lainnya. Tanaman teh untuk matcha umumnya ditanam di bawah naungan yang lebih banyak ketimbang yang ditanam untuk teh hijau standar. Hal ini membuat daun menghasilkan lebih banyak klorofil, pigmen hijau alami yang ditemukan pada tanaman, menurut ahli diet Miho Hatanaka, yang berasal dari Jepang.
Sama seperti teh hijau standar, daunnya kemudian dikeringkan, tetapi juga digiling di penggilingan batu atau mesin. Hasilnya berupa bubuk hijau terang yang dicampur dengan air panas untuk membuat teh matcha, minuman tradisional Jepang.
Menurut ahli diet Asako Miyashita matcha merupakan elemen penting dari budaya Jepang yang dikonsumsi sejak abad ke-12, dan merupakan bagian tradisional dari upacara dan acara minum teh. “Namun, kemudian menjadi lebih dari minuman “sehari-hari” di rumah-rumah Jepang dalam 20 tahun terakhir,” kata Miyashita.
Selain itu, dalam dua dekade terakhir, banyak industri makanan Jepang sudah mulai menggunakan matcha dalam produk seperti kue keju dan cokelat. Matcha memiliki banyak manfaat yang berkaitan dengan kandungan antioksidannya. Bubuk hijau cerah ini penuh dengan senyawa antioksidan yang meningkatkan kesehatan dan penghilang penyakit.
Antioksidan matcha mencakup berbagai jenis flavanol, katekin dan asam fenolik yang secara kolektif dikenal sebagai polifenol. Matcha menawarkan pigmen hijau klorofil, kafein, dan L-theanine, asam amino dengan efek menghilangkan stres. Faktanya, bubuk matcha memang mengandung sekitar 10 kali lebih banyak L-theanine dibandingkan teh hijau standar. Berikut manfaat matcha.
Mengurangi risiko penyakit kronis
“Antioksidan menetralkan dampak radikal bebas, atau zat reaktif yang berasal dari bahan kimia, makanan olahan, racun lingkungan, dan lainnya,” kata Hatanaka, seperti dilansir dari laman Shape. Jika hadir secara berlebihan, radikal bebas merusak sel dan menyebabkan stres oksidatif, meningkatkan risiko kondisi kronis seperti kanker dan penyakit Alzheimer, menurut ulasan yang diterbitkan dalam Oxidative Medicine and Cellular Longevity.
Mengelola tingkat stres
Ada alasan mengapa minum matcha bisa terasa sangat membahagiakan. Bubuk matcha mengandung L-theanine, asam amino yang menurunkan tingkat stres, menurut Miyashita. Dapat bekerja dengan mengurangi kortisol (alias “hormon stres”) dan meningkatkan aktivitas gelombang alfa di otak, ini berhubungan dengan relaksasi. “Juga, L-theanine meningkatkan kadar GABA untuk meningkatkan relaksasi dan membantu tidur,” tambahnya.
Memberikan energi yang stabil
Matcha mengandung kafein, zat yang meningkatkan kewaspadaan mental. Namun karena mengandung seluruh daun teh, itu mengandung lebih banyak kafein ketimbang teh hijau standar. Menurut data dalam sebuah artikel di jurnal Molecules, satu sendok teh bubuk matcha mengandung antara 37,8 hingga 88,8 miligram kafein. Menurut Mayo Clinic, teh hijau standar mengandung 28 miligram, sedangkan jumlah kopi yang sama mengandung 96 miligram.