in

Tanda-tanda Kucing Idap Rabies

Ilustrasi kucing. Foto: Pixabay

Rabies merupakan virus mematikan yang merusak sistem saraf pusat pada hewan berdarah panas seperti, kucing, burung, dan ayam.

Rabies paling sering terjadi pada satwa liar seperti rakun dan kelelawar, tetapi juga dapat menginfeksi hewan peliharaan seperti kucing serta hewan berdarah panas lainnya.

Bahkan jumlah kasus kucing yang terkena rabies sebenarnya melebihi kasus pada anjing. Hal ini mungkin karena kucing lebih sering dibiarkan berkeliaran bebas di luar rumah dan bersentuhan dengan hewan liar, terutama pada malam hari.

Selain itu, banyak kucing yang tidak divaksinasi rabies secara rutin. Kucing yang terinfeksi rabies tidak langsung menunjukkan tanda-tanda.

Tanda rabies pada kucing baru muncul setelah berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Ciri-cirinya muncul. Begitu tanda-tanda rabies muncul, kematian biasanya terjadi dalam hitungan 10 hari.

Penting diketahui, tidak ada pengobatan untuk rabies pada hewan. Karena itu, sanagat penting memberikan vaksinasi rabies pada kucing.

Disadur dari The Spruce Pets, ciri-ciri kucing mengalami rabies biasanya dibagi menjadi tiga kategori, yakni prodromal, excitative/furious, dan paralytic. Berikut penjelasannya:

  • Tahap prodromal

Tahap prodromal rabies biasanya berlangsung dua sampai tiga hari. Ini adalah tanda-tanda pertama rabies mempengaruhi perilaku kucing.

Misalnya, kucing peliharaan yang awalnya suka keluar tiba-tiba menjadi bersembunyi. Kucing yang ketakutan bahkan mungkin menjadi lebih percaya diri. Kucing juga menjadi lesu, nafsu makan berkurang, atau demam.

Perubahan perilaku dan kepribadian bervariasi, tergantung pada kasus yang dialami. Beberapa kucing akan menunjukkan perubahan kepribadian sangat mencolok pada tahap ini, sementara kucing lain hanya menunjukkan perubahan ringan pada awalnya sehingga sulit mengidentifikasi masalahnya.

  • Excitative (furious) stage

Selama tahap ini, kucing cenderung menunjukkan perubahan perilaku yang lebih ekstrem. Kucing tampak gelisah dan sering bereaksi berlebihan terhadap pemandangan serta suara normal.

Banyak kucing berubah menjadi agresif tanpa alasan jelas seperti menyerang orang, hewan lain, bahkan benda tanpa provokasi.

Selain itu, menunjukkan tanda-tanda inkoordinasi, kehilangan keseimbangan, hipersensitivitas terhadap sentuhan, atau kejang.

Tahap ini dapat berlangsung satu sampai tujuh hari dan berbarengan dengan tahap lain atau sama sekali tidak ada pada beberapa infeksi.

  • Tahap paralytic

Selama tahap akhir rabies, kucing mengalami kelemahan dan akhirnya kelumpuhan pada kepala, leher, dan dada.

Begitu juga laring akan menjadi lumpuh dan kucing tidak lagi dapat bersuara atau menelan. Inilah saat tanda terkenal “berbusa di mulut” dimulai. Jika kucing tidak bisa menelan, air liur menjadi berlebihan.

Saat kelemahan berubah menjadi kelumpuhan, otot-otot yang mengontrol pernapasan tidak bisa lagi berfungsi sehingga menyebabkan kematian. Tahap kelumpuhan rabies berlangsung dua sampai empat hari dan akhirnya menyebabkan kematian.

Penting dipahami bahwa setiap kasus rabies adalah unik dan tanda-tanda rabies pada kucing akan berbeda dengan tanda-tanda khas yang dijelaskan di atas.

Seperti dijelaskan sebelumnya, kucing yang terinfeksi rabies perlu dikarantina untuk melindungi manusia dan hewan lain.

Apabila ada kucing yang menggigit seseorang, kucing tersebut perlu dikarantina selama 10 hari. Ini karena kucing yang menular akan memiliki tanda-tanda rabies dalam waktu 10 hari.

Namun, apabila kucing tidak menunjukkan gejala apa pun selama karantina dan tetap sehat, kucing tersebut tidak terkena rabies dan tidak akan menularkan rabies kepada orang tersebut.

Satu-satunya cara mendiagnosis rabies secara definitif adalah melalui analisis jaringan otak setelah kematian. Otak harus dikirim ke ahli patologi untuk pengujian.