Busana crop top yang identik terbuka di bagian perut sudah ada sejak lama, kemudian makin berkembang 1970-an, dilansir Tatler. Butuh waktu lama crop top diterima di Barat, karena beriklim dingin. Belum lagi kala itu masih dipengaruhi cara berpakaian yang cenderung puritan membatasi tubuh dalam sejarah mode Eropa dan Amerika.
Sangat berbeda di Timur, banyak negara yang beriklim hangat, terasa kurang nyaman jika seluruh bagian tubuh tertutup. Misalnya, di India, busana sari tradisional perempuan bagian atas atau baju choli. Pakaian untuk tari perut juga berasal dari Timur, walaupun belum dipastikan lebih detail asal-usulnya. Karena, pakaian mengalami berbagai perubahan selama periode waktu tertentu dan tempat seperti Mesir,
Awal mula busana crop top
Crop top dianggap memikat dalam beberapa dekade sebelum akhirnya diterima oleh orang Barat. Walau mulanya crop top dianggap eksotis dan terbuka untuk diadopsi dalam budaya mereka. Mereka tak seperti orang-orang di Timur yang memiliki kebutuhan untuk memakai crop top.
Asal-usul crop top bermula pada 1940-an. Crop top dibuat sebagai cara menghemat kain selama Perang Dunia II. Namun, pada akhirnya menjadi mode penuh gaya dan tren musim panas yang dipasangkan dengan rok atau celana yang tinggi di bagian pinggang.
Pada akhir 1970-an, crop top muncul lagi dengan setelan berbeda. Crop top menjadi simbol glamor dalam ikon budaya pop seperti penyanyi Cher. Popularitas crop top terus tumbuh, hingga pada 1980-an.
Dua dekade berikutnya menjadi masa keemasan crop top. Pada 1980-an dan awal 1990-an berkembang sebagai busana yang merujuk olahraga, atletis, dan maskulinitas. Madonna bahkan sempat memfavoritkan gaya busana itu. Crop top sering menghiasi karakter dalam film, termasuk Jennifer Grey dalam Dirty Dancing dan penokohan Alex Owens (Flashdance).
Crop top terus menonjol dalam budaya populer sepanjang 1990-an. Busana yang dipasangkan dengan Low-rise jeans, terutama di dunia musik, seperti Britney Spears, Christina Aguilera, dan Spice Girls.