Mentimun umumnya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun merupakan tanaman berasal dari India, memiliki sedikit rasa seperti melon, dan terkadang sedikit pahit.
Satu porsi mentimun mengandung sekitar 8 kalori, vitamin A, vitamin K, sekitar 95 persen air, dan fitonutrien atau bahan kimia tanaman yang disebut lignan. Semua air dalam mentimun bisa membantu tetap terhidrasi, plus dorongan serat yang membantu buang air besar tetap teratur dan menghindari sembelit.
Vitamin K membantu pembekuan darah dan menjaga kesehatan tulang. Vitamin A memiliki banyak manfaat, seperti membantu penglihatan, sistem kekebalan tubuh, dan reproduksi, juga memastikan organ-organ seperti jantung, paru-paru, dan ginjal bekerja sebagaimana mestinya.
Lignan bisa membantu mencegah osteoporosis, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. Antioksidan seperti betakaroten dalam mentimun dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh, elektron tak berpasangan yang merusak sel dan dapat menyebabkan penyakit.
Mentimun juga bisa membantu meringankan rasa sakit akibat sengatan matahari, pembengkakan, dan kulit yang rusak. Itulah mengapa orang terkadang meletakkan satu atau dua irisan di mata, berharap untuk mengecilkan kantung mata dan mengurangi bengkak.
Ada beberapa risiko saat makan mentimun. Salah satunya kekhawatiran mungkin adalah penggunaan pestisida oleh petani. Sebelum memakannya, kupas kulitnya atau cuci dengan air yang mengalir. Cara ini untuk memastikan mentimun aman dinikmati. Mentimun memiliki lilin alami pada kulitnya, karena itu sebaiknya cuci buah setelah memetiknya untuk menghilangkan lilin.
Hindari beli mentimun yang berwarna kuning, memiliki area cekung, tonjolan, atau ujung yang berkerut. Mentimun yang terlalu matang tidak terasa enak. Sebaiknya carilah mentimun yang terang, padat, hijau sedang hingga hijau tua, dan ramping. Setiap memar atau bintik hitam merupakan tanda pembusukan. Simpan mentimun yang belum dikupas di laci lemari es.