in

Fakta tentang Permukaan Asteroid, Empuk Tak Seperti di Film

Ilustrasi asteroid. Foto: Istock

Hasil studi terbaru dari para ilmuwan mengungkapkan sebuah fakta bahwa permukaan asteroid memiliki tekstur empuk, tidak seperti deskripsi dari salah satu film populer Armageddon yang tayang pada 1998.

Dalam film Armageddon, permukaan asteroid digambarkan seperti daratan berbatu padat dan keras mirip tekstur di pegunungan berbatu. Namun penelitian terbaru dalam misi OSIRIS REx NASA menunjukkan fakta sebaliknya.

“Kami memperkirakan permukaannya cukup kaku, seperti jika Anda mendarat di tumpukan kerikil: dengan debu yang berterbangan dan beberapa partikel melompat ke sana ke mari,” kata Dante Lauretta, ilmuwan planet di University of Arizona dan peneliti utama dari OSIRIS-REx, seperti dikutip Live Science.

Pesawat antariksa pertama kali tiba di asteroid Bennu pada akhir 2020, tepatnya di area yang disebut Nightingale, area kawah tumbukan selebar 20 meter.

Kemudian di kunjungan berikutnya pada April 2021, para ilmuwan misi menemukan lubang menganga selebar 8 meter baru di permukaan, dengan puing-puing dan batu-batu besar tersebar di sekitar lokasi. Itu merupakan lubang terbesar. Para ilmuwan kemudian menyendok sedikit selebar pengumpul sampel itu sendiri, sekitar 30 sentimeter.

“Tapi kami tenggelam. Jelas tidak ada hambatan sama sekali. Permukaannya lembut dan mengalir seperti cairan,” ucap Lauretta.

Alat pengambil sampel tenggelam sedalam 70 sentimeter mengungkapkan bahan murni yang tidak seperti permukaan asteroid. Bahan ini disebut tidak berubah oleh paparan sinar kosmik dan angin Matahari, serta paparan partikel berenergi tinggi dari Matahari.

Dari pengukuran yang diperoleh selama kunjungan ulang ini, tim Lauretta menghitung kepadatan material permukaan hanya sekitar 31 hingga 500 hingga 700 kilogram per meter kubik.

Sebagai perbandingan, batuan di Bumi memiliki kerapatan sekitar enam kali lebih tinggi, sekitar 3.000 kilogram per meter kubik.

“Jika Bennu benar-benar penuh, asteroid ini harusnya menyiratkan batuan yang hampir padat, tetapi kami menemukan banyak ruang kosong di permukaan,” kata Kevin Walsh, anggota tim sains OSIRIS-REx dari Southwest Research Institute, yang berbasis di San Antonio, seperti dikutip situs NASA.

Temuan terbaru tentang permukaan Bennu ini diterbitkan pada Kamis (7/7/2022) lalu dalam sepasang makalah di jurnal Science and Science Advances yang dipimpin Lauretta.

Lebih lanjut, Lauretta mengatakan asteroid Bennu kemungkinan besar dapat menyatu karena gravitasi atau energi elektrostatis yang dimilikinya. Kedua gaya tersebut kemungkinan dapat hilang jika asteroid masuk ke dalam atmosfer Bumi.

“Saya pikir kita masih dalam tahap awal untuk memahami apa objek ini, karena mereka berperilaku dengan cara yang sangat berlawanan dengan intuisi,” kata Patrick Michel, ilmuwan OSIRIS-REx dan direktur penelitian di Center National de la Recherche Scientifique di Côte d’ Observatorium Azur di Nice, Prancis.