in

Faktor yang Rentan Menyebabkan Gangguan Pola Makan Berlebihan

Gangguan pola makan berlebihan atau binge eating disorder (BED) ditandai dengan gejala gangguan pola makan. Kondisi tersebut merupakan ketakmampuan seseorang mengontrol keinginan mengonsumsi makanan jumlah besar. Dilansir Eating Disorder Hope, diperkirakan sekitar 1 persen hingga 5 persen populasi di seluruh dunia mengalami gangguan makan ini.

Lantas apa penyebab binge eating disorder?

Dilansir Healthline, BED biasanya dimulai saat ujung masa remaja atau mula usia dewasa. Orang yang mengalami gangguan pola makan ini menganggap, mengonsumsi makanan dalam porsi besar dapat menenangkan perasaan emosional untuk sesaat termasuk meredakan emosi, stres, depresi. Namun kemudian, perasaan itu berubah menjadi penyesalan dan membenci diri sendiri.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi penyebab BED.

Faktor psikologis
Ketidakpuasan terhadap kondisi tubuh, kepercayaan diri yang rendah, dan kesulitan mengatasi perasaan juga rentan menyebabkan BED. Banyak orang dengan gangguan makan berlebihan juga memiliki riwayat diet. Ketidakmampuan menjaga rutinitas diet mendorong keinginan untuk makan berlebihan, terlebih jika seseorang memiliki tingkat percaya diri rendah dan gejala depresi.

Faktor biologis
Kelainan biologis bisa juga menyebabkan BED. Misalnya, hipotalamus (bagian otak yang mengontrol nafsu makan) yang tak mengirimkan pesan tentang rasa lapar dan kenyang. Para peneliti juga menemukan mutasi genetik yang agaknya menyebabkan kecanduan makanan. Adapun bukti kadar serotonin kimia otak yang rendah memaksa kebiasaan makan.

Faktor risiko lingkungan sosial
Pengalaman traumatis seperti pengabaian emosional juga rentan meningkatkan risiko makan berlebihan. Tekanan sosial untuk menjadi kurus yang biasanya dipengaruhi media memicu meningkatkan pola makan secara emosional.