Ahli gizi menekankan untuk memilih diet yang sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing. Tujuannya agar diet dapat membantu menjaga kesehatan tubuh seseorang, bukan menimbulkan atau memperburuk masalah kesehatan.
“Diet itu artinya pengaturan makan. Sering orang menyangka diet itu makannya harus sedikit, padahal belum tentu. Semua orang butuh pengaturan makan dan pengaturan makan harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan,” kata Spesialis Gizi Klinik dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi di Batik Chic White Heritage di Jakarta, belum lama ini.
Dr. Cindy mengatakan bahwa kalau orang tersebut telah terkena penyakit diabetes, maka pengaturan makannya khusus untuk penyakit diabetes. Diet seperti ini disebut sebagai personalized diet, diet yang diatur secara individual.
“Jadi setiap orang memiliki jenis diet yang berbeda, berapa banyak makanan yang harus dikonsumsi pun berbeda. Misal ada yang butuh diet tinggi protein, ada juga diet yang rendah protein”, kata Cindy.
Diet ekstrem seperti hanya makan apel atau ubi dan minum air putih tidak baik untuk tubuh karena tubuh membutuhkan nutrisi lengkap agar tetap terjaga daya tahan tubuhnya.
“Misal ada orang yang diet dan berat badannya turun tiga kilogram dalam seminggu. Mereka berpikir kalau dietnya sukses, tapi benar atau tidak? Karena kadang-kadang yang turun itu adalah otot dan air, tapi lemaknya malah naik”, katanya.
Walhasil, diet seperti itu tidak membuat kita semakin sehat, melainkan semakin membuat kita semakin rentan terkena penyakit karena daya tahan tubuh menurun.
“Jadi kita enggak bisa (diet) sembarangan. Eggak bisa ‘ya udah, hari ini enggak makan’ atau ‘ya udah, hari ini makan ini aja’. Tetap harus (diet) bergizi lengkap dan seimbang agar daya tahan tubuh kita tetap terjaga”, demikian dr Cindy.