in

Hal-hal Keliru dalam Mendekorasi Rumah yang Perlu Diperhatikan

Ilustrasi. Foto: Yourmap.io

Salah upaya yang bisa dilakukan agar rumah terasa nyaman dihuni adalah dengan mendekorasi rumah. Selain nyaman, rumah yang telah didekorasi juga indah dipandang.

Namun menurut CEO dan salah satu pendiri The Finish, Stephanie Purzycki, mendekorasi rumah tidak semudah yang dipikirkan.

“Mendekorasi rumah itu sulit. Jika Anda tidak punya waktu untuk melakukannya, atau Anda terjebak dengan pengambilan keputusan, Anda akan berakhir dengan ruang yang terlihat belum selesai,” kata Stephanie Purzycki, seperti dikutip dari Better Homes & Gardens.

Purzycki juga mengatakan, rumah yang belum selesai memiliki banyak bentuk dan tampilan yang dapat dikenali.

“Ada hal-hal yang jelas, seperti dinding, lantai, dan jendela yang kosong, tetapi ruang yang belum selesai juga bisa menjadi ruangan yang tidak Anda sukai, apakah itu bukan gaya Anda, atau terlalu banyak gaya, atau furniturnya tidak cukup,” jelas dia.

Namun demikian, mendekorasi rumah perlu dilakukan dan memiliki dampak positif bagi kehidupan sehari-hari.

Menurut Erin McCarthy dan Mindy Turitz, pendiri Merinda Studio Chicago, pulang ke rumah ke ruang yang dirancang dengan baik di penghujung hari sangatlah menyenangkan.

“Kita semua membutuhkan tempat untuk beristirahat dan bersantai, berkumpul dengan teman dan keluarga, dan membuat kenangan. Menyelesaikan rumah kita, dalam beberapa hal, adalah bentuk perawatan diri yang paling utama,” ungkap McCarthy dan Turitz.

Berikut beberapa kesalahan dekorasi rumah yang sering terjadi menurut para desainer interior.

  • Furnitur tidak cukup di ruangan

Desainer Bria Hammel dari Bria Hammel Interiors yang berbasis di Minnesota mengatakan bahwa dia dapat mengetahui kapan klien tidak meluangkan waktu untuk mengukur furnitur.

“Mengukur itu penting agar Anda tidak memiliki potongan yang terlalu kecil di ruang Anda,” ucap Hammel.

“Jika sebuah furnitur terlalu kecil, maka Anda cenderung terus mengisi ruang, membuatnya terasa berantakan. Memiliki proporsi furnitur yang tepat di ruang Anda membuatnya terasa disengaja sejak awal,” tutur Hammel.

  • Ruangan tidak kohesif

Begitu berada di dalam rumah, desainer sering melihat inkonsistensi visual antar ruang. Bagi Purzycki, bisa jadi jelas jika seseorang telah mengerjakan rumah satu kamar pada satu waktu.

“Pemilik rumah cenderung fokus pada satu ruang pada satu waktu, daripada melihat rumah mereka secara keseluruhan,” ungkap dia.

“Rumah biasanya adalah ruang organik, penuh dengan harta karun dan kenangan pemilik rumah, dan terkadang furnitur kuno dan sekali pakai,” imbuh Purzycki.

  • Ruangan tidak terasa personal

“Banyak rumah yang saya masuki terasa sangat steril, dengan karakter minimal. Tidak ada cerita yang dipersonalisasi tentang orang-orang yang tinggal di sana,” kata desainer interior Lorna Gross dari Lorna Gross Interior Design.

“Pemilik rumah telah berbelanja di toko dan katalog untuk perabotan standar, tetapi belum mempertimbangkan detail kecil yang diperlukan untuk membuat ruang menjadi istimewa,” imbuh dia.

Saran terbaiknya adalah menambahkan dua hingga tiga elemen unik, sulit diduplikasi, per ruangan.

  • Tidak ada sentuhan akhir

Untuk desainer yang berbasis di Pennsylvania, Brittany Hakimfar dari Far/Studio, sentuhan akhir rumah adalah yang pertama. Namun, apa yang hilang dari sentuhan akhir inilah yang membuat ruangan terasa tidak lengkap.

“Selesai lantai, warna dinding, aksen atau detail apa pun, bagi saya, elemen-elemen ini menjadi dasar bagi rumah yang bagus,” papar Hakimfar.