in

Ahli Sarankan untuk Hentikan Kebiasaan Cabut Kulit

Ilustrasi. Pexel.

Walau tidak menimbulkan kekhawatiran, namun saat menggaruk atau mencabut kulit menjadi kebiasaan, bisa menyebabkan kerusakan kulit jangka panjang.

Menurut neuropsikolog, Sanam Hafeez, mencabut kulit juga dikenal sebagai ‘gangguan ekskoriasi’. Ini merupakan penyakit mental yang bertepatan dengan gangguan obsesif-kompulsif. Pemicu umum mencabuti kulit bisa menjadi efek dari kebosanan, rasa bersalah, stres, jerawat, dan kecemasan. Saat orang mengalami masa-masa stres, mereka lebih cenderung menguliti, menarik rambut, dan menggigit kuku untuk ‘menghilangkan stres’,” katanya.

Hafeez menambahkan secara psikologis, ini menawarkan bentuk kelegaan sementara. “Tapi ini adalah kebiasaan berbahaya yang bisa menyebabkan masalah fisik. Mencabuti kulit dapat menyebabkan pembengkakan dan kulit yang rusak, yang bisa menyebabkan kerusakan jaringan, infeksi, dan jaringan parut,” lanjutnya.

Menurut Hafeez, ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan saat merawat gangguan ini: mengidentifikasi pemicu, mengatasi masalah perilaku, dan mengelola gejala kondisi medis yang mendasarinya.

“CBT (terapi perilaku kognitif) sering diresepkan untuk mengobati skin picking atau mencabut kulit,” katanya. “CBT membantu mengidentifikasi faktor penyebab yang menyebabkan mencabut kulit dan memberi pasien berbagai alternatif untuk memerangi dorongan ini seperti memecahkan teka-teki kompleks, meremas bola, menggambar, dan aktivitas lain yang membuat tangan mereka sibuk.”

Metode penyembuhan lain termasuk yoga, meditasi, menggunakan salep topikal seperti gel lidah buaya, berolahraga secara konsisten dan menutupi bagian tubuh Anda di mana Anda melihat noda. “Jika gangguan ekskoriasi memburuk, dokter Anda mungkin meresepkan obat yang membantu memblokir keinginan untuk memilih dan OCD/kecemasan yang memicunya,” tambahnya.