Porang merupakan tumbuhan umbi-umbian yang mudah dijumpai di Indonesia. Tanaman yang termasuk dalam keluarga Aracae ini merupakan bahan dasar makanan yang memiliki banyak manfaat dan nutrisi. Ada dua olahan terpopulernya yakni beras porang dan shirataki.
Keduanya berbeda walau banyak yang menganggapnya sama. Beras porang atau lebih tenar dengan nama konjac rice merupakan beras artifisial sedangkan shiratake rice sebenarnya merupakan mie, bukan beras. Bentuk olahan yang berbeda ini tentu mempengaruhi cara masaknya.
Dr. Ir. Yusman Taufik, M. P., Dekan Fakultas Teknik Universitas Pasundan (UNPAS), mengatakan bahwa departemen teknologi pangan kampusnya tengah berusaha menciptakan beras analog porang dengan mengurangi kandungan sianida di dalamnya. Kandungan ini dapat menyebabkan nyeri di lambung saat memakannya dan karena itu perlu diolah dengan kupas iris secara simultan (KISS). “Beras ini nantinya dapat menggantikan konsumsi nasi,” kata dia.
Semenatara, mie shirataki berarti “air terjun bening” adalah makanan khas Jepang yang berbentuk pipih tipis dari olahan tepung konjac. Hui Yui, penulis Handbook of food science and technology, menyatakan bahwa mie yang juga dikenal dengan nama ito konnyaku dan mie lidah iblis di daerah Kansai ini umumnya disajikan saat panas dalam semangkuk donabe.
Walau demikian, keduanya punya manfaat yang sama baiknya untuk menggantikan nasi. Dengan kadar serat glukomannan yang bisa menyerap air lebih baik, olahan porang mampu memenuhi kebutuhan energi tubuh dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa glukomannan bisa mengurangi kadar kolesterol di badan.