Klub bulutangkis yang diresmikan pada tahun 1969, PB Djarum, menggelar audisi umum untuk mencari atlet muda berbakat pada Oktober 2022 mendatang. Kali Ini hanya dipusatkan di satu kota.
Audisi dilakukan selama empat hari di GOR Djarum, Jati, Kudus, mulai 19-22 Oktober. Adapun proses seleksi difokuskan kepada dua kelompok usia yakni U-11 dan U-13.
Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, mengatakan alasan di balik hanya dipusatkan satu kota dan difokuskan pada dua kelompok usia, sebagai bagian dari upaya klub memutar roda regenerasi atlet yang akan dibina sejak dini.
Bagaimana pun, audisi umum yang sedianya digelar rutin setiap tahun sempat terhenti sementara imbas pandemi COVID-19.
“Karena kondisinya pada saat kita memasuki 2022, kondisinya belum stabil COVID-19, kami tak bisa berspekulasi (menyelenggarakan audisi) di lebih dari satu kota. Nanti rentangnya jadi lebih susah jika ada pergerakan COVID-19, jadi kami memutuskan satu dulu yang kami komitmenkan pada 2022,” terang Yoppy dalam jumpa pers secara virtual.
“Selain itu, sudah dua tahun kita tiarap dari audisi sehingga kami harus segera menggelar audisi lagi meskipun digelar satu kota saja. Sementara soal kelompok usia karena ini seperti mata rantai dari U-19, U-17, U-15, U-13, U-11. Nah, pada saat usianya naik, kami bikin lapisan baru supaya di setiap lapisan tak bolong. Jika bolong akan berbahaya karena merusak ekosistem usia dininya,” tutur Yoppy.
Sementara itu, Sigit Budiarto, Ketua Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum, mengatakan audisi umum tahun ini akan mencari bibit pebulutangkis berkarakter yang memiliki bakat dan teknik mumpuni. Tak ayal, elemen penilaian yang diterapkan kali ini pun semakin ketat.
“Pertama itu bakat, lalu teknik bulutangkis yang benar seperti apa. Itu yang terutama. Selain ada pengukuran lainnya,” papar Sigit.
“Kami juga melakukan screening. Dari semula hanya satu kali, kini menjadi dua kali. Lalu setelah proses berjalan, akan ada karantina dari sepekan menjadi tiga minggu. Selain itu ada elemen lain seperti psikotes, kesehatan, dan fisik,” klaim Sigit.
Selama rentan waktu tersebut, sebut Sigit, calon atlet PB Djarum akan dinilai melalui dua aspek yakni fisik dan psikis guna mengukur kemampuan emosional, motivasi, daya juang, serta tingkat kematangan atlet saat bertanding.
Sigit menuturkan, ganda putri Siti Fadia Silva Ramadhanti merupakan satu dari sekian banyak nama atlet muda PB Djarum yang dibina sesuai dengan bakat dan tingkat ketertarikan si atlet.
Sebelum berkilau di level senior, Fadia mendapat tempaan para pelatih PB Djarum di level junior. Bergabung di PB Djarum pada 2014, Fadia diasah dan diterjunkan ke berbagai turnamen regional, nasional bahkan internasional untuk mengasah kemampuan.
“Selain bakat dan kemampuan yang benar-benar diasah, saya juga diberikan banyak kesempatan mengikuti berbagai turnamen selama di PB DJarum. Hal ini sangat berguna untuk pengembangan kemampuan dan juga jam terbang saya sebagai atlet,” tukas Fadia.
“Saya berharap pembinaan seperti ini khususnya di usia dini terus berjalan,” tegas juara Singapore Open 2022 bersama Apriyani Rahayu ini.