in

Ini Penyebab Nyeri Tubuh

Ilustrasi olahraga angkat beban. Foto: Smart.reviews.

Nyeri tubuh tak pernah menyenangkan. Anda mungkin pernah merasakan nyeri tubuh namun kondisi Anda tidak demam. Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa demikian?

Jawabannya, biasanya, melalui peradangan. “Ada proses peradangan yang terjadi saat tubuh mengalami infeksi, dan beberapa mediator inflamasi yang kita gunakan untuk melawan infeksi menyebabkan demam dan nyeri tubuh,” kata ahli THT. Erich Voigt.

Selain sendi dan otot yang kian menua, berikut iadalah alasan paling umum nyeri tubuh dan mengapa tubuh Anda merespons dengan rasa sakit.

Mononukleosis
Mono adalah jenis infeksi yang umum di kalangan remaja dan dewasa muda, biasanya ditularkan melalui air liur. Gejala mono termasuk sakit tenggorokan, demam, kelelahan ekstrim, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Guna meringankan rasa sakit: Istirahat, minum banyak cairan, dan minum obat untuk demam dan nyeri akan membantu Anda menemukan kelegaan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Demam dan flu
“Nyeri tubuh terkait dengan infeksi seperti faringitis (sakit tenggorokan) atau flu terkait dengan respons sistem kekebalan terhadap infeksi,” kata pakar penyakit menular, Stephen Parodi. “Tubuh melepaskan bahan kimia tertentu, termasuk yang disebut interferon, yang membantu melawan infeksi, tetapi juga menyebabkan nyeri tubuh.”

Olahraga terlalu ekstrem
Mencoba jenis latihan baru (atau hanya melatih kelompok otot yang telah Anda abaikan untuk sementara waktu) bisa membuat Anda merasa sakit setelah berkeringat. Nyeri otot itu, khususnya nyeri otot onset lambat (DOMS) yang Anda rasakan satu atau dua hari setelah latihan keras.

Terlalu banyak bekerja pada satu bagian tubuh tertentu
Saat Anda berulang kali menggunakan hanya satu bagian tubuh— baik saat berolahraga atau mengetik di tempat kerja — sakit tubuh yang lebih terfokus dan nyeri terkonsentrasi bisa berbentuk cedera gerakan berulang. Melakukan gerakan sama berulang kali dapat menyebabkan otot, ligamen, dan tendon menjadi bengkak dan meradang.

Stres
Stres psikologis bisa menunjukkan gejala fisik, mulai dari sakit kepala hingga nyeri rahang hingga nyeri punggung bawah. Saat stres, tubuh Anda memompa keluar hormon kortisol. Walau itu bukan masalah dalam jangka pendek, sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of American Physical Therapy Association menyimpulkan bahwa stres kronis bisa meningkatkan peradangan, menyebabkan kerusakan otot, nyeri, dan kelelahan.