in

Mengenal Pengertian, Faktor Penyebab, dan Dampak Imitasi

Ilustrasi imitasi. Foto: Nesabamedia.com.

Dalam berinteraksi dengan orang lain, biasanya terdapat beberapa faktor yang mendorong seorang individu untuk melakukan hal tersebut.

Salah satunya adalah Imitasi, atau meniru perilaku orang dan pihak lain melalui pengamatan terhadap perilaku yang ditunjukkan dari objek lain ketika memperoleh pengetahuan baru mengenai perilaku yang diamati dan mencoba untuk meniru hal tersebut.

Biasanya, proses Imitasi tidak berlangsung secara sendirinya tanpa orang tersebut menerima, mengagumi seseorang.

Berikut ini adalah penjelasan secara lengkap mengenai Imitasi tersebut dalam interaksi sosial meliputi pengertian, faktor penyebab, dan dampaknya.

  1. Pengertian Imitasi

Imitasi atau meniru merupakan proses kognisi untuk melakukan sebuah tindakan yang mirip untuk dilakukan oleh model dengan melibatkan indra sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi tersebut.

Proses tersebut biasanya melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa dan pemahaman terhadap pemikiran orang lain.

Imitasi biasanya berkaitan langsung dengan kehidupan sosial. Sehingga, secara umum Imitasi didefinisikan sebagai proses sosial atau tindakan seseorang untuk bisa meniru orang lain yang meliputi beberapa hal seperti sikap, penampilan, gaya hidup, hingga apapun yang berkaitan dengan orang yang dikaguminya.

Bisanya, orang yang melakukan Imitasi akan meniru dengan sama persis dengan orang yang dianggapnya layak untuk diikuti melalui tindakan hingga cara bersikapnya.

  1. Faktor Penyebab Imitiasi

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Imitasi merupakan hal yang tidak bisa terjadi secara langsung sehingga ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu bisa terjadi dalam diri seseorang.

Berikut ini adalah beberapa faktor untuk melakukan Imitasi seperti:

  • Faktor Psikologis

Faktor pertama ini biasanya disebabkan adanya kondisi psikologis seseorang. Hal ini menyangkut dengan pemikiran seseorang terhadap sesuatu dan melakukan intepretasi terhadap berbagai pengalaman yang diperoleh.

Selain itu, faktor psikologis juga menjelaskan jika perilaku yang baru dan komplek bisa diciptakan karena adanya observasi secara langsung dan tidak langsung, sehingga seseorang bisa melakukan suatu Imitasi.

  • Lingkungan Keluarga

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi penyebab terjadinya Imitasi adalah lingkungan keluarga atau disekitarnya. Imitasi berlangsung sejak kecil dan biasanya bagi seorang anak akan paling mudah terpengaruh.

Anak biasanya akan mudah melakukan imitasi dengan anggota keluarga lainnya, terutama orang tuanya. Nantinya sang anak akan melihat langsung bagaimana orangtua nya bersikap dan melakukan beberapa hal dan pada akhirnya terjadi proses Imitasi setelahnya.

  • Media Massa

Dengan adanya media masa, Imitasi bisa terus berkembang dan biasanya lebih cepat karena didukung dengan komunikasi yang tidak ada batasnya di era sekarang ini.

Sehingga, media masa merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap Imitasi tersebut.

  • Interaksi Sosial

Dengan interaksi sosial secara langsung dengan seseorang atau suatu hal, biasanya dengan sanagat mudah orang bisa melakukan proses imitasi.

Hal itu biasanya disebabkan karena interaksi sosial bisa melihat dan merasakan apa yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain, sehingga nantinya akan dengan mudah untuk ditiru.

  1. Dampak Imitasi

Imitasi memiliki dampak positif dan negatif antara lain sebagai berikut.

  • Dampak Negatif

Dampak negatif dari adanya Imitasi adalah mendorong seseorang untuk menentang sebuah norma atau kaidah yang berlaku sebelumya.

Dalam hal itu Imitasi juga melemahkan pengembangan daya kreasi seseorang, misalnya saja dengan meniru gaya hidup artis idola dengan memakai tatto, anting, dan hal negatif lainnya yang dengan sangat mudah untuk ditiru oleh penggemar mereka.

  • Dampak Positif

Tidak hanya negatif saja, nyatanya Imitasi memiliki dampak positif yaitu dimana mendorong seseorang untuk melakukan dan memenuhi aturan yang berlaku, agar terciptanya kondisi yang harmonis dan stabil.