Lembaga Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar pameran Perkuliahan UGM Tempo Doeloe. Pameran ini akan berlangsung sampai 11 September mendatang.
Arsiparis UGM, Muslichah, mengungkapkan bahwa dalam pameran ini ada berbagai dokumen yang menampilkan suasana perkuliahan kampus tersebut sejak 1950-an sampai 1980-an. Dari kegiatan tersebut, ditemukan tiga fakta menarik tentan perkuliahan di UGM tempo dulu.
- Ruang Praktikum yang Bergiliran
Keterbatasan ruang praktikum pada waktu itu juga menimbulkan kendala. Praktikum bisa dibuat secara giliran sampai 10 kloter dan berlangsung sampai jam 11 malam.
Mahasiswa teknik yang jumlahnya 337 orang mau tidak mau harus berdiri di luar ruang dan mengintip dari jendela. Sementara di Fakultas Sospol, perkuliahan dilakukan bergilir dari jam 7 sampai 8 malam.
Pada 1951, UGM pun mulai membangun kampus di Bulaksumur dan pindah secara bertahap pada 1970-an.
“Melalui pameran arsip ini kita dapat melihat rekaman peristiwa masa lalu untuk menapaki perjalanan masa kini dan mempersiapkan perjalanan masa depan,” tutur Muslichah, disadur dari laman UGM.
Pameran ini sendiri digelar dalam rangka Dies Natalis Arsip UGM yang ke-18 dan menyambut tahun ajaran baru.
- Datang Kuliah Sebelum Jam 6 Pagi
Saat itu, perkuliahan di Sitihinggil menampung seribu mahasiswa. Namun, banyaknya mahasiswa dan lokasi perkuliahan di tempat terbuka cukup membuat dosen kesulitan ketika memberikan ujian dan tentamen.
Banyaknya jumlah mahasiswa pada akhirnya cukup berdampak kepada mahasiswa yang berada di kursi barisan belakang, sebab mereka tak bisa melihat tulisan dosen di papan.
Supaya bisa mendapat jajaran kursi di depan, mahasiswa UGM pada waktu itu harus datang sebelum pukul 6 pagi. Padahal, perkuliahan baru dimulai jam 8 pagi.
- Kuliah di Kompleks Keraton
Dia menceritakan, semasa awal berdirinya UGM perkuliahan berlangsung dengan banyak keterbatasan. Pembelajaran tidak hanya ada di satu lokasi, melainkan dilakukan di Kompleks Keraton, Mangkubumen, Kadipaten, Jenis, dan Ngasem.
Menurut arsip Laporan Tahunan Rektor UGM pada 1950-an, di kampus Kadipaten kamar kereta dijadikan poliklinik, kamar pelayan menjadi laboratorium kimia, kandang kuda disulap jadi rumah sakit, dan kamar penjaga jadi laboratorium bakteriologi.
Kemudian, Sitihinggil dan Pagelaran dipermak menjadi aula, ruang kuliah, dan Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial, dan Politik (HESP).