BBM eceran sering dipilih pengendara sebagai alternatif ketika kehabisan Bensin di jalan. Terlebih jika tidak ada lokasi SPBU di sekitar, membuat pengendara terpaksa memilih BBM eceran. Kalau digunakan satu-dua kali dalam kondisi darurat, mungkin tidak akan ada masalah berarti.
Namun kalau mengisi bensin eceran dijadikan kebiasaan sebaiknya tidak dilakukan. Bensin eceran memiliki sejumlah dampak buruk pada kendaraan kamu. Pasalnya, kualitas bensin eceran tidak diketahui dengan pasti, sebagaimana dikutip dari laman MyPertamina.
Kalau kebetulan kamu bertemu dengan oknum nakal, bukan tidak mungkin bensin itu dicampur. Biasanya oknum nakal ini menggunakan sedikit BBM murni dan dicampur dengan BBM kualitas lebih rendah. Atau lebih buruknya dicampur dengan air atau minyak mentah.
Alhasil, kualitas bensin itu sudah pasti buruk. Kalaupun bensin tidak dicampur, tetap ada kemungkinan penurunan kualitas. Mengapa demikian?
Umumnya, bensin disimpan di botol kaca dan dipajang di pinggir jalan dan sangat rentan dengan paparan sinar matahari. Hal ini bisa membuat komposisi kimiawi berubah. Kualitasnya pun memburuk.
Kalau sudah begitu, bisa membuat mesin jadi berkerak lantaran adanya perubahan komposisi tersebut. Kerak umumnya timbul di beberapa bagian seperti klep, piston, hingga kepala silinder. Kerak-kerak itu bisa menyebabkan mesin ngelitik.
Dampak buruk penggunaan bensin eceran terus-menerus juga membuat pompa bensin rusak. Pompa bensin rusak artinya tidak bisa mengalirkan BBM dengan baik dan mengakibatkan mobil mogok. Kalau sudah begini, siap-siap kamu bakal merogoh kocek lebih dalam untuk membetulkannya.
Kerusakan fatal akibat penggunaan bensin eceran adalah turun mesin. Bila sudah turun mesin, artinya dibetulkan di bengkel agar bisa kembali seperti sediakala. Tentu proses ini membutuhkan biaya yang sangat menguras kantong.
Untuk menghindari potensi tersebut, pastikan kamu mengisi BBM di SPBU terdekat. Biasanya BBM di SPBU telah melewati serangkaian pengecekan untuk memastikan kualitasnya terjamin.