Rosy Nur Apriyanti sebagai Ketua Perhimpunan Florikultura Indonesia menyatakan bahwa produksi tanaman hias di Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini tentu memengaruhi ekspor tanaman hias ke luar negeri.
Menurut data ekspor tanaman hias pada tahun 2020 yang dipaparkan oleh Rosy, ada keuntungan sebesar 21 juta dollar AS atau setara dengan Rp311 miliar.
“Pada 2021 mengalami peningkatan menjadi 27 juta dollar AS (sekitar Rp400 miliar) atau 29 persen,” terang Rosy yang dikutip dari Kompas.com, Kamis (18/8/2022).
Salah seorang eksportir tanaman hias bernama Riko menuturkan bahwa sejak mengekspor tanaman hias pada 2017, tanaman varietas Aroid memiliki permintaan yang lebih banyak daripada jenis tanaman lainnya.
“Lebih banyak permintaan varietas Aroid dari jenis Anthurium, Monstera, dan Philodendron. Dari kuantitas di kami, per tahun bisa sampai ratusan ribu Surat Izin Pengeluaran (SIP),” tutur Riko.
Sementara itu, Prihasto mengungkapkan bahwa ada banyak jenis tanaman hias yang banyak diekspor dari Indonesia.
Berdasarkan data Januari-Juli pada 2022, ada 207 jenis tanaman yang diajukan SIP-nya untuk diekspor. Dari 207 jenis tersebut, sebanyak 85 perusahaan tanaman hias mengajukan SIP untuk Aglonema dengan nilai mencapai Rp42 miliar.
Lalu, sebanyak 92 perusahaan mengajukan SIP untuk Alocasia, dengan nilai Rp51,9 miliar. Ada pula 95 perusahaan yang mengajukan SIP Anthurium, dan nilainya Rp62,3 miliar.
“Begonia diajukan 39 perusahaan, nilainya Rp 6,59 miliar. Ada lagi Calathea diajukan 44 perusahaan, nilainya Rp 13,5 miliar, kemudian Caladium dari 72 perusahaan dan nilainya Rp 7,1 miliar,” terang Prihasto.
Untuk Homalomena, mereka diajukan oleh 86 perusahaan dan nilainya Rp10,7 miliar. Ada juga Hoya dari 69 perusahaan dan bernilai Rp79,9 miliar dan Philodendron dari 98 perusahaan dengan nilai Rp139,6 miliar.
Lalu Scindapsus yang SIP-nya diajukan oleh 120 perusahaan dan nilainya Rp36,9 miliar. Prihasto menuturkan, hingga Juli tahun ini, nilai SIP tanaman hias yang diajukan sudah mencapai sekitar Rp1,3 triliun.
“Ini baru pengajuan SIP selama tujuh bulan. Untuk negaranya sendiri, Indonesia paling banyak mengekspor tanaman hias ke Eropa, Amerika, Korea, Jepang, dan Taiwan. Uni Emirat Arab juga banyak, tapi paling banyak ya Eropa dan Amerika,” tutup Prihasto.