Ikan Red Devil merupakan fauna yang bukan asli dari Indonesia. Ikan jenis ini pernah membuat heboh karena muncul di Danau Toba. Kemunculan ikan ini sempat mengganggu ekosistem asli di danau kebanggaan masyarakat Sumatra Utara ini.
Jika melihat bentuknya, ikan Red Devil memiliki rupa yang cantik dan cocok untuk dikoleksi. Alasan ini membuat beberapa penghobi ikan menjadikan Red Devil sebagai salah satu ikan hias.
Akan tetapi, di balik rupanya yang cantik, Red Devil adalah spesies ikan berbahaya. Ikan ini kanibal karena dapat memangsa ikan-ikan lainnya. Perkembangbiakan jenis ikan ini tergolong cepat sehingga dapat menjadi ancaman ekosistem sekitar.
Berikut fakta-fakta menarik tentang ikan Red Devil yang dihimpun dari berbagai sumber.
- Awal masuk ke Indonesia
Ikan Red Devil bukanlah spesies asli Indonesia. Namun, ikan ganas ini sudah banyak muncul di perairan air tawar Tanah Air sejak puluhan tahun lalu.
Peneliti mencatat ikan Red Devil masuk ke Indonesia sekitar 1990-an, dibawa dari Malaysia dan Singapura lalu disebar di beberapa waduk buatan di Indonesia.
Peneliti juga menemukan bahwa ikan Red Devil sengaja dilepas di perairan Indonesia oleh para penggemar ikan hias. Pelepasan ikan ini diklaim tanpa pengkajian yang jelas sehingga berakibat populasi Red Devil meluas dengan cepat sampai mendominasi dan merusak beberapa perairan.
- Tempat asal ikan Red Devil
Ikan Red Devil yang memiliki nama latin Cichlasoma labiatum adalah spesies ikan asal Danau Managua dan Danau Nikaragua di Amerika Tengah. Awalnya, ikan ini dikenalkan sebagai ikan hias di Indonesia.
Di beberapa daerah di Indonesia, ikan Red Devil kerap disebut setan merah, ikan oscar, louhan merah, dan nonong.
Meski memiliki warna yang cantik dan figur seperti ikan lohan, ikan Red Devil bukanlah ikan yang bisa dipelihara. Ikan ini memiliki sifat agresif dan pemakan segala.
Dalam Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia ikan itu disebut sebagai ikan predator yang amat rakus.
- Termasuk ikan predator
Red Devil dikenal sebagai karnivora, meskipun sebenarnya ikan ini adalah hewan pemakan segala atau omnivora. Selain memakan ikan-ikan kecil, mereka juga memakan cacing dan tumbuhan akuatik.
“Sebagai ikan yang bersifat predator, ikan iblis akan memangsa ikan yang lebih kecil yang sebagian besar mangsanya tersebut bisa jadi adalah benih-benih ikan endemik asli perairan tersebut,” terang Darmawan Setia Budi, dosen Prodi Akuakultur SIKIA Banyuwangi UNAIR.
- Ikan Red Devil dilarang di Indonesia
Menurut Our Endangered World, ikan Red Devil yang memiliki sifat agresif ini dapat merusak populasi ikan lain di suatu perairan. Ikan ini dapat dengan mudah memangsa spesies endemik di suatu daerah dan menjadikan ikan Red Devil sebagai ‘penguasa’ perairan.
Karena sifatnya berbahaya, ikan Red Devil termasuk dalam spesies yang dilarang keberadaannya di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengeluarkan aturan larangan ikan Red Devil melalui peraturan yang dikeluarkan Menteri Kelautan dan Perikanan.
Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 41/PERMEN Kp/2014, ikan Red Devil masuk sebagai hewan air yang dilarang di Indonesia.
- Red Devil mudah berkembang biak
Ikan Red Devil bisa hidup di perairan tropis dengan suhu air 21 sampai 26 derajat celcius, dengan kandungan pH sekitar 6.0-8.0.
Red devil hidup di daerah permukaan dan teritorial di suatu perairan. Ikan ini juga disebut mudah berkembang biak karena betina bisa mengeluarkan ribuan telur, dan dapat bertelur sepanjang tahun.
Red Devil juga tercatat sebagai ikan yang memiliki umur panjang. Ikan ini dapat hidup 10 sampai 12 tahun. Bahkan dikabarkan mereka bisa hidup lebih lama lagi. Dilansir dari Aquarium Source, angka harapan hidup ikan Red Devil dipengaruhi oleh kualitas air.
Ikan ini juga dikenal memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Itulah mengapa ikan Red Devil bisa hidup di perairan tawar mana saja.