Setelah dibekukan, FIFA kembali mencabut sanksi pembekuan terhadap Federasi Sepak Bola Seluruh India (AIFF). Hal ini tidak selama saat Indonesia yang kena sanksi.
Pada 15 Agustus lalu FIFA menjatuhkan hukuman terhadap AIFF. Intervensi pihak ketiga di tubuh federasi sepak bola India menjadi alasan FIFA membekukan AIFF.
Namun hukuman tersebut tidak sampai dua pekan karena hanya bertahan selama 11 hari. Itu membuat timnas India bisa kembali beraksi di pentas internasional dalam waktu singkat.
Penyelesaian masalah tak lepas dari reaksi cepat pemangku kebijakan di India. Setelah mendapat sanksi FIFA pada 15 Agustus, Mahkamah Agung India langsung menjadwalkan sidang darurat pada 17 Agustus sebagai langkah pertama menyikapi sanksi FIFA.
Sanksi dari FIFA dianggap sebagai persoalan serius. Karena itu Mahkamah Agung India turun tangan untuk menyelesaikan masalah.
Mahkamah Agung India berusaha memperbaiki masalah setelah dianggap ikut campur dalam pembentukan Komite Administrator (CoA) sebagai pengelola sementara AIFF.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) India juga berusaha menjalin komunikasi dengan pihak FIFA untuk mencari solusi. Kemudian Kemenpora India meminta Mahkamah Agung India membubarkan CoA dan menunda pemilihan pengurus AIFF yang dianggap menjadi akar masalah.
Mahkamah Agung India kemudian membubarkan CoA pada Senin (22/8) lalu dan mengembalikan peran penuh AIFF. Kabar pembubaran CoA itu pun dikirim ke FIFA sebagai bahan pertimbangan pembatalan sanksi.
FIFA akhirnya mengabulkan permintaan India sekaligus menghapus sanksi pembekuan AIFF pada Jumat (26/8/2022) waktu setempat. India pun kembali bisa tampil di ajang sepak bola internasional.
Selain itu India juga kembali bisa menggelar Piala Dunia U-17 2022 yang dijadwalkan pada 11-30 Oktober 2022.
India bukan satu-satunya negara yang pernah mendapat sanksi dari FIFA. Sebelumnya ada Indonesia yang mendapat hukuman FIFA pada 30 Mei 2015.
Alasan FIFA membekukan PSSI saat itu mirip seperti India, yakni karena intervensi pihak ketiga dalam hal ini pemerintah Indonesia melalui Kemenpora. FIFA menganggap Kemenpora ikut campur dalam urusan federasi sepak bola.
Selama sanksi pembekuan oleh FIFA, Timnas Indonesia dilarang ikut di laga internasional yang diadakan FIFA dan AFC. Segala cara dilakukan agar Indonesia lepas dari hukuman.
Pada 1 Juni 2015 dibentuk Tim Transisi Pembenahan Tata Kelola Sepak Bola Indonesia sebagai langkah awal. Namun Kemenpora dan PSSI masih bersitegang hingga membawa perselisihan ke jalur hukum.
Baru pada Desember 2015 Tim Ad Hoc Reformasi Sepak Bola dibentuk atas persetujuan FIFA. Kemudian pada Februari 2016 Presiden RI Joko Widodo bersama Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Menpora Imam Nahrawi, dan Komite Ad Hoc Agum Gumelar lebih dulu mencabut pembekuan PSSI oleh pemerintah.
Pada 3 Mei 2016 sebanyak 20 perwakilan pemilik suara PSSI mendatangi kantor PSSI menuntut digelar Kongres Luar Biasa (KLB). Lalu pada 10 Mei Kemenpora mencabut pembekuan PSSI.
Akhirnya Indonesia baru lepas dari sanksi pada 13 Mei 2016. Presiden FIFA Gianni Infantino menyatakan FIFA resmi mencabut sanksi sebelum Kongress FIFA di Mexico City.