Sudah mencoba berbagai program diet tapi selalu gagal. Kenapa bisa terjadi? Ada banyak hal yang bisa mempengaruhinya. Ahli bedah bariatrik dan laparoskopi Dr. Aparna Govil Bhasker mengatakan tubuh manusia begitu kompleks dan kita tetap hidup karena interaksi berbagai mekanisme umpan balik dan sistem kontrol.
Saat semua ini berjalan sebagaimana mestinya, kita menjaga kesehatan yang baik. Namun, jika salah satu dari sistem kontrol dan mekanisme umpan balik ini salah, hal itu menghasilkan penyakit.
Mekanisme penyebab penambahan berat badan walau sudah diet ghrelin ialah hormon pemicu nafsu makan. Obesitas dikaitkan dengan penurunan supresi hormon ghrelin setelah makan. Nafsu makan meningkat justru bukan penyebab obesitas melainkan efek dari peningkatan kadar ghrelin.
Diet penurunan berat badan menyebabkan peningkatan kadar ghrelin yang menyebabkan peningkatan rasa lapar. Hormon usus seperti GLP 1 dan PYY mempengaruhi penekanan nafsu makan, rasa lapar, rasa kenyang, regulasi glukosa darah, dan sebagainya. Diet penurunan berat badan menyebabkan penurunan kadar GLP1 dan PYY yang mengarah pada rasa kenyang yang lebih rendah, peningkatan rasa lapar, serta keinginan makan.
Obesitas juga berkaitan dengan resistensi insulin dan leptin. Hormon-hormon ini terlibat dalam keseimbangan energi dan pengaturan berat badan. Respons saraf terhadap makanan berubah pada orang yang obesitas.
Mikrobioma usus sudah terbukti dalam beberapa penelitian bahwa lapisan bakteri orang dengan obesitas berbeda dengan orang kurus. Obesitas dikaitkan dengan peningkatan atau penurunan relatif pada spesies bakteri tertentu, memiliki peran penting dalam penambahan berat badan.
Asam empedu sudah terbukti berperan dalam keseimbangan glukosa dan energi. Selain semua tindakan yang lain, mereka juga membantu dalam aktivasi GLP 1. Pada pasien obesitas, kadar asam empedu yang bersirkulasi terganggu. Obesitas adalah keadaan peradangan yang dapat mempengaruhi selera di lidah.
Orang dengan obesitas cenderung kurang sensitif terhadap rasa manis dan mungkin mengonsumsi lebih banyak makanan manis guna mendapatkan persepsi rasa yang sama. Ada interaksi yang erat antara sinyal keseimbangan energi, rasa, dan bau.
Tercatat hampir 70 persen kasus obesitas dikaitkan dengan keturunan. Obesitas bisa bersifat monogenik, sindrom, atau poligenik. Obesitas poligenik yang paling umum. Teori ini menyatakan tubuh mencoba mempertahankan beratnya dalam kisaran yang diinginkan dan setiap kali kita cenderung menurunkan berat badan, tubuh cenderung kembali ke berat yang ditetapkan.
Berdsarkan semua faktor di atas, mekanisme homeostatis tubuh manusia cenderung mempertahankan berat badan yang tinggi dan membuatnya lebih sulit menurunkan berat badan. Sementara modifikasi diet dan gaya hidup tetap menjadi dasar dari semua modalitas penurunan berat badan, ialah salah untuk berpikir diet dan olahraga saja sudah cukup untuk mengatasi setiap tahap obesitas.