Pada umumnya, orang Sunda akan secara otomatis melafalkan semua huruf F dan V menjadi P. Misalnya kata film jadi pilm, voli jadi poli, dan foto menjadi poto. Ternyata hal ini bisa ditelusuri dari kondisi bahasa dan aksara Sunda sejak dahulu.
Dalam akun instagram resmi Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) dijelaskan bahwa ketidakmampuan orang Sunda melafalkan huruf F dan V adalah kondisi arkeologi bahasa dan aksara Sunda ratusan tahun yang lalu.
Dalam aksara Sunda yang disebut dengan Kaganga tak dikenal huruf F maupun V yang ada adalah huruf P.
Sebenarnya, saat ini banyak masyarakat Sunda yang sudah terpengaruh dengan aksen modern. Sehingga, aksara di Sunda pun beradaptasi dengan memasukkan huruf F dan V, bersamaan dengan huruf lain yang sebelumnya tidak ada seperti Z, X dan Q.
Namun, tetap saja masih banyak masyarakat Sunda yang kesulitan melafalkan huruf F dan V dan tetap menggunakan huruf P untuk mengganti kedua huruf tersebut. Ini menjadi ciri khas masyarakat Sunda hingga kiwari.
Senada dengan penjelasan Disdik Jabar, Ketua Kelompok Studi Budaya (KSB) Sunda ‘Rawayan’, Agustin Purnawan mengatakan, alasan utama orang Sunda sulit melafalkan huruf F dan V adalah menyoal literasi tulisan dan lisan.
Apun, sapaan akrab Ketua KSB Sunda ini mengatakan dalam literasi tulis maupun lisan di Sunda tidak mengenal huruf atau lafal F dan V dan bahkan ada juga huruf lain.
“Orang Sunda tidak mengenal huruf atau lafal F, V, Q dan Z. Sebenarnya itu faktor kebiasaan saja, bukan mutlak tidak bisa,” ujar Apun, seperti dikutip dari Detik, Jumat (2/9/2022).
Apun menegaskan orang Sunda bukan berarti tak bisa melafalkan huruf F dan V. Karena pada kenyataannya ada yang tidak kesulitan melafalkan kata dengan huruf-huruf tersebut.
Misalnya ketika dibiasakan melalui pendidikan, orang Sunda jadi lebih bisa melafalkan F, terutama mereka yang belajar Quran. Menurutnya hal itu karena justru dalam huruf hijaiyah tidak ada huruf P, yang ada hanya F.
“Bukan hanya orang Sunda saja yang tidak terbiasa mengucapkan F dan V. Banyak juga masyarakat daerah lain yang juga tak mengenal huruf F, V, Q dan Z dalam literasi lisan dan tulis, seperti Jawa, Bali, Bugis dll,” tuturnya.