Diet serangga adalah mengonsumsi berbagai jenis serangga untuk program diet mungkin terdengar baru atau tak biasa bagi sebagian orang. Namun, hal tersebut menjadi sesuatu yang biasa dalam budaya di seluruh dunia selama berabad-abad.
Dilansir Healthline, banyak bagian negara yang menerapkan diet ini. Misalnya, banyak orang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin bergantung pada serangga sebagai bagian dari makanan mereka. Pada beberapa kasus, serangga bahkan dianggap sebagai makanan lezat ketimbang sekadar sumber nutrisi penting lainnya.
Makanan serangga mengacu pada makanan yang biasanya dimakan oleh serangga untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan, dan reproduksi, serta energi yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi-fungsi ini. Sehingga serangga dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam program diet.
Serangga yang paling umum dikonsumsi di seluruh dunia ialah kumbang, lebah, tawon, ulat, belalang, jangkrik, dan semut. Semut secara khusus menawarkan sumber protein berkualitas dan ramah lingkungan yang bisa mendukung kesehatan jantung dan memerangi stres oksidatif .
Kumbang merupakan serangga yang paling sering dikonsumsi. Secara keseluruhan, lebih dari 1.900 spesies serangga dianggap bisa dimakan.
Dilansir Medical News Today, serangga dianggap sangat bergizi, sebagian besar kaya protein, zat besi, lemak sehat, dan kalsium, serta rendah karbohidrat .
Serangga sama bergizinya dengan daging yang biasa dikonsumsi. Misalnya, 100 gram jangkrik mengandung sekitar 12,9 gram protein, 121 kalori, 5,5 gram lemak, dan 5,1 gram karbohidrat. Sementara 100 gram daging giling mengandung banyak protein sekitar 23,5 gram. Daging giling juga jauh lebih tinggi kandungan lemaknya, yaitu sekitar 21,2 gram.
Kandungan serangga yang rendah lemak sudah membuat beberapa peneliti menyarankan bahwa entomophagy mungkin merupakan cara yang efektif untuk memerangi obesitas dan penyakit terkait.
Para peneliti mengklaim serangga menimbulkan risiko yang jauh lebih rendah untuk menginfeksi manusia dengan penyakit zoonosis ketimbang ternak, walau disarankan agar serangga dimasak sebelum dikonsumsi untuk menghancurkan patogen yang berpotensi berbahaya yang mungkin dibawanya.