in

Terungkap, Stefan Bradl Sempat Benci Marc Marquez

Stefan Bradl. Foto: Bola
Stefan Bradl. Foto: Bola

Stefan Bradl mengaku sempat benci Marc Marquez sebelum berperan sebagai pengganti Marquez di Repsol Honda jelang MotoGP Aragon 2022, Minggu (18/9/2022).

Bradl adalah pembalap tes Repsol Honda. Ia selalu menjadi pengganti Marquez jika juara dunia MotoGP enam kali itu absen.

Sebelum memiliki hubungan di tim Repsol Honda, Bradl dan Marquez adalah rival. Kedua pembalap bersaing ketat dalam perebutan gelar juara dunia Moto2 musim 2011.

Ketika itu Bradl mengalahkan Marquez dalam perebutan gelar juara dunia Moto2 2011 setelah Marquez absen di dua balapan terakhir karena cedera. Setelah itu Bradl promosi ke MotoGP pada musim 2012 bersama LCR Honda.

Akan tetapi, setelah itu situasi berubah drastis. Prestasi Marquez melesat melebihi Bradl dengan langsung menjadi juara dunia pada MotoGP 2013 dan hingga kini mengoleksi enam juara dunia MotoGP.

Sebaliknya Bradl terpuruk di MotoGP dengan hanya mampu meraih satu finis podium sejak promosi pada 2012.

“Saya sangat cemburu ketika Marquez masuk MotoGP. Kami tidak berbicara banyak karena kami rival. Saya menang juara dunia melawan dia, jadi saya ingin mengalahkan dia, tapi dia lebih cepat,” tutur Bradl dikutip dari Marca.

“Saya tidak bisa menjawab pertanyaan ini: ‘Bagaimana saya bisa lebih cepat?’. Saya kemudian berusaha menerima situasi yang ada. Saya saat itu 23 tahun dan Marquez lebih muda. Itu sangat, sangat berat,” lanjut pembalap berpaspor Jerman itu.

Meski menghormati Marquez sebagai juara dunia, Bradl mengaku sempat membenci pembalap berjuluk The Baby Alien itu.

“Saya sangat menghormati Marquez, karena dia punya talenta luar biasa. Tapi dia lebih cepat dan saya benci itu. Dia menghancurkan saya,” ujar Bradl.

Sejak 2020, Bradl sering menggantikan Marquez di MotoGP. Tapi lagi-lagi Bradl gagal memberi penampilan yang meyakinkan bersama Repsol Honda.

“Menggantikan Marc Marquez tidak pernah mudah. Dia juara dunia, punya banyak sukses bersama tim ini, bersama orang-orang di sini. Di sisi lain saya merasa terhormat, tapi di sisi lain saya merasakan beban,” tutup Bradl.