Kebanyakan makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung pewarna makanan dalam komposisinya, seperti sereal, permen bahkan saus botolan. Walau digunakan untuk menambahkan tampilan pada makanan, di balik itu ada dampak yang bisa dirasakan.
Ada beberapa pendapat dan penelitian yang bertentangan tentang warna buatan untuk makanan ini, beberapa menyebutkan bahwa pewarna dapat meningkatkan risiko terkena penyakit tertentu. Tetapi apakah warna buatan benar-benar berbahaya?
Tak semua pewarna makanan diciptakan sama dan disetujui semua negara. Faktanya, beberapa negara menggunakan warna tertentu sementara yang lain melarang. Misalnya, hijau #3 telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) dan disetujui di AS tetapi dilarang di Eropa. Dan hal yang sama bisa dikatakan untuk pewarna lain yang disetujui di Eropa tetapi tidak di AS.
Salah satu klaim mengatakan pewarna makanan bisa menyebabkan hiperaktif pada kelompok anak tertentu, terutama mereka yang lebih sensitif terhadap. Penelitian lain menunjukkan bahwa pewarna makanan buatan bisa berkontribusi secara signifikan pada beberapa kasus gangguan pemusatan perhatian (Attention Deficit Hyperactivity Disorder/ADHD).
Penelitian lain yang memiliki kesimpulan yang sama. Namun, badan pengatur seperti FDA mengakui bahwa tak ada bukti kuat yang bahwa pewarna makanan tidak aman. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa butuh lebih banyak penelitian pada kelompok sampel yang lebih besar diperlukan untuk menentukan efek warna buatan ini pada kondisi seperti ADHD.
Selain fakta bahwa pewarna makanan itu sendiri menimbulkan bahaya pada kesehatan, ada juga kekhawatiran tentang kontaminan dalam pewarna makanan. Merah 40, Kuning 5, dan Kuning 6 mengandung Benzidine, yang diketahui dapat menyebabkan kanker. Walau jumlah zat beracun dalam pewarna ini diyakini sangat rendah, ada kekhawatiran tentang keakuratan benzidine yang diukur dalam pewarna ini. Ini mungkin berarti pewarna makanan mengandung lebih banyak kontaminan, yang dapat menimbulkan lebih banyak risiko kesehatan.
Alergi adalah masalah lain yang berkaitan dengan pewarna makanan buatan. Beberapa penelitian telah melihat reaksi alergi terhadap pewarna makanan, termasuk asma dan gatal-gatal. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang tampaknya rentan terhadap gatal-gatal dan bengkak cenderung lebih cepat bereaksi terhadap pewarna makanan tertentu.