in

Temuan Sampel Bebatuan Organik di Mars, Disimpan untuk Misi Selanjutnya

Ilustrasi Wahana Perseverance milik NASA di Mars. Foto: Reuters

Baru-baru ini, Wahana Perseverance milik NASA menemukan sampel bebatuan organik dari delta sebuah sungai kuno di Mars. Sampel-sampel itu saat ini telah disimpan untuk misi berikutnya.

“Bebatuan yang sedang kami investigasi di kawasan delta ini punya konsentrasi material organik yang belum pernah kami temukan sebelumnya di misi ini,” ungkap Ken Farley selaku ilmuwan di proyek Perseverance seperti dikutip dari Science Alert.

Farley mengatakan, molekul organik merupakan sebuah kepingan dari kehidupan. Alhasil, penemuan bebatuan organik ini menarik bagi para ilmuwan “Bahwa kita punya bebatuan yang dideposit dalam lingkungan yang bisa ditinggali di sebuah danau yang membawa material organik,”

Sejauh ini, ada empat sampel yang dikumpulkan dari delta tersebut. Ilmuwan percaya, bebatuan itu dulunya merupakan dasar sebuah danau.

Danau itu sendiri berada di Kawah Jezero (Jezero Crater), sebuah kawah dengan lebar 45 meter. Delta tersebut diduga terbentuk 3,5 miliar tahun lalu pada sebuah kawasan yang disinyalir merupakan konvergensi sungai di Mars dan danau.

Total, ada 12 sampel yang telah dikumpulkan Perseverance. Saat ini, wahana tersebut sedang menginvestigasi bebatuan sedimen, yang terbentuk ketika partikel dengan ukuran berbeda hadir di lingkungan yang diisi air.

Pada operasi pertamanya, Perseverance mengeksplorasi lantai kawah Jezero, yang merupakan tempat pendaratannya. Di sana, wahana tersebut menemukan bebatuan berapi, yang membentuk lorong bawah tanah dari magma atau aktivitas vulkanis di permukaan.

Kini di operasi keduanya, wahana tersebut tengah memelajari kawasan delta, di mana ia telah menemukan material organik. Penemuan material tersebut dilakukan di kawasan sedimen dan garam yang tersimpan di dalam danau dalam kondisi yang memungkinkan adanya kehidupan.

Farley mengatakan, wahana Perseverance misalnya menemukan batu pasir yang membawa fragmen bebatuan yang dibuat jauh dari Kawah Jezero. Para ahli menamai batu pasir sepanjang satu meter itu dengan nama Wildcat Ridge.

Diduga, Wildcat Ridge terbentuk miliaran tahun lalu saat lumpur dan pasir ada di danau air asin yang berevaporasi. Perseverance menganalisa Wildcat Ridge menggunakan instrumen yang disebut Scanning Habitable Environments with Raman & Luminescence for Organics & Chemicals (SHERLOC).

Mengutip CNN, SHERLOC berfungsi sebagai cahaya hitam untuk mengungkap kandungan kimiawi, mineral, dan organik dari bebatuan. Hasil dari analisa tersebut mengungkapkan, mineral organik sepertinya merupakan molekul karbon dan hidrogen yang stabil dan terhubung ke sulfat.

Mineral sulfat sering ditemukan terlipat di antara lapisan bebatuan sedimen serta menyimpan informasi soal lingkungan berair yang membentuknya. Di Mars, molekul organik terbilang menarik karena mereka mewakili elemen kehidupan seperti karbon, hidrogen, dan kosigen, serta nitrogen, fosfor, dan sulfur.

Namun tidak semua molekul organik membutuhkan kehidupan untuk terbentuk karena beberapa di antaranya bisa dibuat lewat proses kimiawi. Akan tetap, penemuan material organik ini tetap terbilang penting.

“Fakta bawah material organik ditemukan di bebatuan sedimen seperti itu merupakan hal penting. Namun karena keterbatasan instrumen di Perseverance, kesimpulan lebih jauh soal apa yang terkandung di Wildcat Ridge masih harus menunggu sampel itu kembali ke Bumi untuk studi yang lebih dalam,” ujar Sunanda Sharma, Ilmuwan SHERLOC di Laboratorium Jet Propulsion milik NASA di Pasadena, AS seperti dilansir CNN.