in

Ingin Menekuni Lari Maraton? Ini Saran Dokter

Ilustrasi lari marathon. Foto: Republika

Spesialis kedokteran olahraga Pelatnas Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), dr. Grace Joselini Corlesa, memberikan tips dan persiapan bagi yang ingin memulai maraton agar fisik dan mental siap.

“Terlepas dari berapa lama Anda sudah berolahraga, ada beberapa tanda peringatan dan faktor risiko tertentu yang harus dievaluasi sebelum memulai program latihan baru, terlebih yang seintensif pelatihan maraton,” katanya.

Grace menyarankan calon peserta lari maraton untuk berkonsultasi ke dokter apabila sebelum berlatih pernah mengalami gejala nyeri dada, sesak napas, atau kelelahan berlebihan saat berolahraga dan memiliki tekanan darah tinggi. Lalu, tiba-tiba pingsan atau pusing hingga kehilangan keseimbangan.

Orang juga perlu berkonsultasi ke dokter bila memiliki kerabat tingkat pertama (ibu, ayah, saudara kandung) yang memiliki riwayat penyakit jantung sebelum usia 50 tahun, riwayat keluarga penyakit jantung, dan riwayat pribadi penyakit arteri koroner (berusia di atas 35 tahun). Setelah memeriksa kesehatan, Grace menyarankan calon peserta lari membuat perencanaan latihan maraton.

“Empat hingga lima bulan sebelum maraton buatlah rencana latihan yang memadukan lari jarak pendek di hari kerja dan lari jarak jauh secara perlahan di hari libur,” katanya.

Untuk pelari pemula bisa memulai di hari libur sejauh 5-8 kilometer. Sementara pelari tingkat lanjut dapat memulai 9-12 kilometer yang dikombinasikan dengan latihan kecepatan. Sebagian besar rencana latihan mencakup 4-5 sesi latihan setiap minggu, termasuk satu latihan lari di akhir pekan dengan jarak yang lebih jauh, dimulai sekitar 9 km, kemudian ditingkatkan secara bertahap hingga 32 km dalam beberapa minggu sebelum maraton.