Intermittent fasting semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan banyak yang tidak menyebutnya sebagai diet melainkan gaya hidup. Untuk yang belum berpengalaman, intermiten fasting pada dasarnya membagi hari menjadi jendela makan dan puasa. Diet intermiten yang paling umum ialah yang melibatkan 16 jam puasa, dan memberi Anda 8 jam untuk merencanakan jendela makan Anda.
Banyak orang yang mendapat manfaat dari intermittent fasting dan telah kehilangan berat badan. Namun, beberapa ahli gizi merasa bahwa itu mungkin bukan yang terbaik untuk wanita. Berikut uraiannya.
1. Intermiten tidak berdampak pada pria dan wanita dengan cara yang sama. Beberapa peneliti melihat bahwa menahan makan dalam waktu yang lama meningkatkan kontrol glukosa pada wanita daripada memperbaikinya.
2. Studi lain mengungkapkan bahwa menahan makan dan pembatasan kalori pada wanita dapat mempengaruhi hipotalamus yang menghambat pelepasan hormon yang mengatur LH atau luteinizing hormone dan FSH atau follicle stimulating hormone, keduanya bagian dari hormon gonadotropik yang berperan penting untuk fungsi organ reproduksi, terutama ovarium pada wanita.
3. Ini bisa meningkatkan kortisol pada wanita, yang menyebabkan stres dan melemahkan tubuh untuk melawannya. Jadi cobalah untuk waktu yang lebih singkat dan sertakan makanan bergizi super seperti kaldu tulang atau yoghurt sebelum tidur.
4. Bagi mereka yang mengikuti jendela intermitten 18 jam mungkin kehilangan nutrisi penting. Mereka mungkin melihat hasil penurunan berat badan tapi mereka harus memastikan makanan mereka padat kalori dan nutrisi.