Saat membeli pakaian baru, tidak sedikit orang langsung menggunakan tanpa mencucinya terlebih dahulu. Hal ini dapat menimbulkan dampak buruk.
Memakai pakaian baru tanpa mencucinya terlebih dahulu bisa menyebabkan beberapa reaksi buruk dan berpotensi menularkan beberapa rasa jijik yang mungkin tidak kamu ketahui.
Dirangkum dari Apartment Therapy, Senin (26/9/2022) berikut ini dampak buruk memakai pakaian baru yang belum dicuci.
- Potensi bahaya dari mengenakan pakaian baru yang belum dicuci
Hal yang perlu dipikirkan tentang pakaian baru adalah kemungkinan besar kamu bukan orang pertama yang mencobanya, sekalipun membelinya secara online.
Donald Belsito, seorang profesor dermatologi di Columbia University Medical Center, mengatakan bahwa dirinya telah melihat kasus kutu dan penyakit menular tertentu yang ditularkan dari pakaian yang dipakai seseorang saat mencobanya di toko.
Infestasi lain yang ia lihat dari pakaian baru yang tidak dicuci adalah kudis. Tak hanya itu, Belsito juga mengatakan kalau jamur juga bisa berkeliaran di pakaian baru yang tidak dicuci.
Belsito menekankan bahwa dalam hal kebersihan, mencuci pakaian sebelum kamu memakainya adalah hal yang sangat baik untuk dilakukan.
Namun, dokter kulit lain, Will Kirby, MD, mengatakan bahwa bukan tak mungkin pakaian baru yang tidak dicuci mentransfer virus, bakteri, atau infeksi lain, tetapi risikonya sangat-sangat tipis.
Dengan penjelasan di atas, kamu harusnya berpikir dua kali sebelum mengenakan pakaian baru yang belum dicuci.
- Ada banyak bahan kimia di pakaian barumu
Meskipun pakaian harus diberi label dengan jenis kain dan petunjuk perawatannya, pakaian tersebut tidak dilengkapi dengan daftar bahan kimia dalam proses pembuatannya.
Hampir semua pakaian diresapi dengan campuran bahan kimia. Ketika bahan kimia tersebut mengenai kulitmu, itu dapat menyebabkan iritasi dan diserap ke dalam tubuh.
Inilah alasan utama dokter kulit Lindsey Bordone, MD, dokter kulit bersertifikat di Columbia University Medical Center, selalu mencuci pakaian barunya sebelum dipakai.
Ketika pakaian dikirim, Lindsey mengatakan bahwa pakaian itu juga disimpan dengan beberapa pengawet sehingga jamur tidak akan tumbuh selama proses pengiriman jika ada kelembapan.
Perlu diketahui bahwa pakaian diperlakukan dengan resin formaldehida untuk mencegah jamur dan lumut.
Dan kontak dengan formaldehida pada pakaian dapat menyebabkan dermatitis kontak dan wabah eksim, serta membuat iritasi oleh seseorang yang menghirup bahan kimia tersebut.
Cukup mencuci pakaian sebelum kamu memakainya dapat secara drastis mengurangi jumlah paparan formaldehida yang disebabkan oleh kehadirannya dalam pakaian.
Perhatikan bahwa mencuci pakaian anak-anak, terutama bayi sangat penting karena anak kecil cenderung memiliki kulit yang sensitif. Pewarna pada pakaian juga dapat menyebabkan iritasi kulit. Tapi formaldehida dan pewarna bukan satu-satunya bahan kimia bermasalah dalam pakaian.
Pakar manufaktur pakaian, Laura Hogue membahas bagaimana setiap bagian dari proses manufaktur dapat memasukkan bahan kimia lain ke dalam serat pakaian.
Ini termasuk bahan kimia yang membantu benang meluncur melalui mesin tenun atau membantu pewarna menempel pada serat.
Hogue mengakui bahwa formaldehida adalah karsinogen kategori tiga yang merupakan bahaya terendah dan jumlahnya sangat kecil sehingga diasumsikan tidak akan menjadi ancaman untuk waktu yang lama.