Skor intelligence quotient (IQ) seringkali dijadikan standar tingkat kecerdasan seseorang. Seseorang dengan IQ atas 100 biasanya masuk kategori sangat cerdas.
Terdapat sembilan klasifikasi level IQ pada seseorang berdasarkan skor yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan.
IQ Skor > IQ Klasifikasi
145-160 > Sangat Berbakat
130-144 > Berbakat
120-129 > Superior
110-119 > Di atas rata-rata
90-109 > Rata-Rata
90-89 > Di bawah rata-rata
70-79 > Gangguan Keterbatasan atau Keterlambatan
55-69 > Di tengah keterbatasan atau keterlambatan
40-54 > Keterbatasan level sedang
Albert Einstein, misalnya. Fisikawan kelahiran Jerman itu diketahui memiliki IQ 160 alias sangat berbakat. Ilmuwan lain yang juga memiliki IQ seperti Einstein adalah Stephen Hawking.
Di Indonesia, ada Presiden ke-3 Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie yang diketahui memiliki IQ di atas rata-rata. Habibie disebut-sebut memiliki IQ skor 200.
Akan tetapi, masih ada orang lain yang ternyata juga memiliki IQ yang luar biasa. Siapa saja mereka? Berikut uraiannya yang dihimpun dari beberapa sumber:
- Ainan Celeste Cawley
Ainan merupakan remaja kelahiran 23 November 1999, memiliki IQ sangat tinggi yakni 263. Pada usia 9 tahun, ia disebut berhasil menghafal 518 angka desimal pertama phi (3,14).
Dikutip dari Strait Times, Ainan yang tinggal bersama keluarganya di sebuah apartemen di Kuala Lumpur, Malaysia, sempat menempuh Program Transfer Gelar Amerika di Universitas Taylor.
Dia mengambil jurusan sains tetapi bisa melakukan segalanya, mulai dari pemrograman komputer hingga teater. Pada 2012, ia pernah mengaransemen musik untuk film pendek di sebuah festival film.
“Saya tidak menikmati pelatihan yang keras dan berulang-ulang,” ucap Ainan.
- Michael Kearney
Kearney kabarnya memiliki skor IQ 200-325. Ia mengguncang publik ketika mampu memecahkan rekor sebagai pria termuda yang lulus dari universitas di usia belasan tahun.
Salah satu orang dengan IQ tertinggi di dunia ini menyelesaikan kuliah di usia 10 tahun di University of South Alabama, Amerika Serikat. Tak hanya itu, Kearney bahkan menyabet gelar Magister Kimia dari Middle Tennessee University di usiannya yang baru 14 tahun.
- Terence Tao
Matematikawan asal Amerika berdarah Tionghoa ini sudah menunjukkan minat dan kemampuan matematika yang luar biasa sejak usia 9 tahun. Bahkan, Tao berhasil memperoleh gelar PhD di usianya yang baru 21 tahun.
Pada 2006, Tao menerima Fields Medal, penghargaan yang dianggap setara dengan Hadiah Nobel dalam matematika. Skor IQ Tao diketahui mencapai 230.
- Edith Stern
Edith Stern adalah seorang matematikawan dan investor asal Amerika Serikat dengan IQ melebihi 200. Hal tersebut membuat Stern terdaftar oleh Business Insider pada 2015 sebagai salah satu orang terpintar sepanjang masa.
Wanita kelahiran 1952 ini diketahui telah masuk kuliah pada usia 12 tahun. Tiga tahun kemudian, Stern menjadi lulusan termuda Florida Atlantic University dan melanjutkan mengajar bahkan sebelum usianya menginjak 20 tahun.
- Christopher Hirata
Seorang mantan anak ajaib, Hirata, menjadi orang Amerika termuda yang memenangkan medali emas di Olimpiade Fisika Internasional 1996.
Dia mencapai prestasi luar biasa ketika dia baru berusia 13 tahun! Pada usia 16 tahun, ia terlibat dalam proyek NASA dan lulus dari Universitas Princeton yang bergengsi pada usia muda 22 tahun. Saat ini ia adalah profesor tamu astronomi dan fisika di Ohio State University.
- Marilyn Vos Savant
Marilyn Vos Savant merupakan seorang penulis dan juga kolumnis yang lahir di St. Louis, Missouri pada tahun 1946 silam. Dalam sebuah tes yang dilaksanakan di Stanford-Binet, Marilyn mencatatkan nilai IQ 228.
Kemudian pada 2012, lembaga pencatatan rekor dunia Guinness Book World Records menjadikan Marilyn Vos Savant sebagai pemilik IQ tertinggi di dunia dengan IQ mencapai 228.
- Kim Ung-Yong
Kim Ung-Yong lahir di Korea pada tahun 1963 dan mulai berbicara pada usia enam bulan. Pada saat dia berusia tiga tahun, Kim Ung-Yong, yang memiliki skor IQ 210 sudah bisa membaca bahasa Inggris, Korea, Jepang, dan Jerman.
Bahkan saat masih berusia 4 tahun, ia sudah mampu menuliskan puisi dan menyelesaikan dua cerita pendek. Dorongan dan kehausannya akan pengetahuan membuatnya menolak pendaftaran di universitas paling bergengsi di Korea pada usia 16 tahun. Ia justru mulai mengejar gelar Ph.D. di Teknik Sipil.