Akhirnya, bola basket putri punya kompetisi antarklub se-Asia Tenggara. Ajang itu pun dijadwalkan mulai diujicobakan Oktober 2022.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Nirmala Dewi, usai melakukan rapat koordinasi Southeast Asia Basketball Association (SEABA) meeting beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Nirmala mengatakan jika ada pembahasan terkait keluhan negara-negara Asia Tenggara terkait minimnya kompetisi khususnya untuk bola basket putri.
Hal ini menjadi ironis lantaran bola basket putri dituntut untuk selalu berprestasi, tapi wadah untuk beruji coba dan kompetisinya nyaris tak ada.
Berangkat dari hal tersebut, Indonesia melalui PP Perbasi menginisiasi untuk mengadakan liga khusus bola basket putri, dimulai dari level regional dulu.
“Sebagai federasi tentu ini menjadi pekerjaan rumah bersama. Makanya, tercetuslah untuk mengadakan liga antarklub ini dengan levelnya Asia Tenggara,” ungkap Nirmala dalam jumpa persnya di Kantor PP Perbasi, Selasa (27/9/2022) lalu.
FIBA sendiri menyepakati dan berjanji akan membuat ajang tersebut digelar secara rutin sehingga harapannya ada jenjangnya.
Namun, karena waktunya terbatas lantaran harus digelar tahun ini juga, maka liga ini pun baru dilakukan sebagai pengenalan sebelum Southeast Asia Basketball Association (SEABA) Women Basket League (SWBL) secara resmi digelar pada tahun depan.
Indonesia sendiri akan menjadi tuan rumah seri pamungkas liga bola basket putri tersebut pada 25 sampai 31 Oktober. Namun, sebelum itu babak kualifikasi akan dilangsungkan di Thailand pada 10-12 Oktober, kemudian di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 20-22 Oktober.
“Saat ini yang sudah confirm ikut Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Singapura mau ikut tapi masih menunggu surat rekomendasi dari federasinya hingga batas akhir bulan ini ini,” ungkap Direktur Kompetisi SWBL Christopher Tanuwidjaja, dalam kesempatan yang sama.
“Sementara Vietnam dan Filipina memastikan keikutsertaannya pada tahun depan sebab kedua negara itu sedang ada kegiatan Pekan Olahraga di negaranya, dan liga pelajar,” tambahnya.
Mengenai tim yang dikutsertakan, ketiga negara sepakat untuk menggunakan pemain-pemain lokal, termasuk Indonesia. Namun, Merah-Putih bakal menurunkan Timnas lebih dulu, karena tak cukup waktu untuk mempersiapkan klubnya.
Saat ini, Timnas bola basket putri terdiri dari 17 pemain dan sedang melakukan training camp di Surabaya.
“Bagi saya, ajang ini penting karena ini pertama kali juga jadi sangat membantu agar tak anak-anak tak demam panggung lagi,” ungkap Christopher, yang merupakan manajer Timnas putri.
“Berkaca dari pertandingan-pertandingan sebelumnya, Timnas kita selalu menang tapi kerap kalah lebih dulu di game pertama. Nah, di SEA Games nanti kan tidak bisa seperti itu. Jadi harapannya dengan adanya liga ini kelemahan tersebut bisa teratasi,” harap Christopher.